Bikin Rumah Isoman dari Warga untuk Warga
Tampung 20 Orang, Sediakan Telemedisin dan Oksigen
SIDOARJO, Jawa Pos – Seiring dengan meningkatnya kasus positif Covid-19, aksi sosial antarwarga juga terus bertambah. Tak hanya menyediakan makanan gratis bagi warga yang isolasi mandiri (isoman). Sebagian warga juga membuat rumah isoman bagi warga sekitar yang membutuhkan.
Salah satunya adalah rumah isoman di RW 11 Perumahan Prima Garden Estate, Sidoarjo. Rumah isoman dua lantai tersebut baru di-launching kemarin. Rumah isoman itu mampu menampung lebih dari 20 warga. Dengan syarat, ada keterangan hasil swab antigen atau PCR. Tidak memiliki gejala atau gejala ringan dan mampu mengurus diri sendiri.
Ketua RW 11 dr Joko Sriwibowo menyatakan, rumah isoman tersebut berdiri murni karena kepedulian warga. Melihat banyaknya warga yang terpapar Covid di lingkungan tempat tinggalnya, mereka memutuskan untuk bertindak. ’’Warga yang berobat ke saya saja sudah 20 orang. Bila dihitung sistem kepala keluarga (KK), sudah ada sekitar delapan KK,’’ terang Joko kemarin.
Belum lagi mereka yang berobat di tempat lain. Mereka yang dinyatakan terpapar virus korona diyakini lebih banyak. Karena itu, warga berinisiatif mendirikan rumah isoman. Mereka memanfaatkan rumah Sugiarto Rasmadi yang baru selesai direnovasi. Sugiarto Rasmadi bersedia meminjamkan propertinya untuk dijadikan rumah isoman.
Joko menyebutkan, warga yang isoman di tempat itu seperti berada di vila. Fasilitasnya lengkap. Kamar mandi seperti di hotel dan sirkulasi udara cukup bagus sehingga warga merasa nyaman. Selain itu, fasilitas medis tersedia. Ada dua tabung oksigen ukuran 6 m3 yang siap digunakan. Oksigen itu bisa dipinjam warga yang dirawat di rumah. Untuk konsultasi, warga bisa video call dengan Joko.
Bahkan, jika diperlukan, Joko dapat mengunjungi para pasien langsung setiap hari karena rumahnya berada di sebelah rumah isoman. ’’Dengan adanya rumah isoman ini, warga yang statusnya positif, tapi sendiri di rumah, bisa ke sini. Agar tidak menulari anggota keluarga lain yang negatif. Terutama anak-anak dan lansia,’’ ujar dokter 45 tahun itu.
Selain warga yang isoman, Joko merawat warga dengan kondisi sedang atau berat di rumah. Sebab, mereka tidak bisa mendapat perawatan di rumah sakit karena semua RS penuh.
Joko berharap rumah isoman tersebut tidak hanya ada di lingkungannya, tetapi juga bisa didirikan di tempat lain. Dengan demikian, warga yang sulit mendapat tempat isoman bisa teratasi. Sekaligus juga mengurangi beban pemerintah dan nakes serta rumah sakit pada masa pandemi saat ini.
’’Dengan adanya rumah isoman ini, saya pribadi berharap para penderita sedikit banyak terbantu. Terutama tentang bagaimana agar keluarga mereka tetap aman,’’ kata dr Ricky Wibowo SpB FINACS, salah seorang warga.
Namun, dia juga berharap kemudahan tersebut tidak lantas membuat masyarakat bersikap semaunya sendiri dan tidak patuh prokes dan antivaksin. ’’Karena dua kunci utama tersebut hanya bisa terlaksana oleh masyarakat itu sendiri. Bukan dari pemerintah. Apalagi bergantung nakesnya,’’ lanjut dia.
Menurut dia, problem besar untuk penderita Covid, selain ketersediaan kamar di RS, oksigen, dan obat-obatan, adalah fasilitas isolasi itu sendiri. Tujuan isolasi tersebut adalah mencegah kontaminasi atau penularan, baik ke masyarakat umum sekitarnya yang sehat maupun orang-orang terdekat di sekitarnya. Dalam hal itu adalah keluarga.