Jalan ke Kampung dari Seberang
Mengenal Asal Usul Kawasan Arab, Eropa, dan Tiongkok di Surabaya
SURABAYA, Jawa Pos – Rangkaian tur virtual Wajah-Wajah Surabaya bersama Surabaya Heritage Track (SHT) pada Sabtu (17/7) membahas kampung dari seberang. Jalan-jalan via virtual itu membahas banyak hal tentang bagaimana etnis dari luar Indonesia yang kini sangat lekat dengan Surabaya. Mulai Arab, Eropa, hingga Tiongkok.
Anis, tour guide sore itu, menjelaskan bahwa sebelum kedatangan etnisetnis dari luar negeri, penduduk di Surabaya sudah cukup beragam. ’’Lalu, menurut buku catatan yang ditulis Biksu Fasyen, sekitar abad ke-5 ada yang menyebarkan bahwa di daerah selatan Tiongkok terdapat sebuah wilayah yang daerahnya sangat bagus,’’ ceritanya dalam tur tersebut.
Wilayah itu memiliki kondisi alam yang subur, iklim yang nyaman, hingga aktivitas perdagangan yang baik. Wilayah tersebut adalah Nusantara alias Indonesia. ’’Dari situ, akhirnya pedagang Tiongkok berbondong-bondong ke Nusantara. Salah satunya Surabaya ini,’’ sambungnya. Namun, kabar tersebut ternyata tidak hanya beredar di penduduk Tiongkok, tapi juga Arab hingga Eropa. Akhirnya mereka juga datang ke Surabaya untuk melakukan aktivitas perdagangan. ’’Mereka kemudian tinggal berkelompokkelompok sesuai dengan etnis. Itulah kenapa di daerah utara Surabaya seperti dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai daerah peninggalan zaman dulu,’’ jelasnya.
Ada Ampel yang merupakan daerah etnis Arab. Lalu, daerah kota tua Surabaya di sepanjang Jalan Rajawali hingga Jalan Veteran yang merupakan wilayah Eropa. Dan, Jalan Karet hingga gerbang Kya-Kya yang merupakan kawasan pecinan alias tempat etnis Tionghoa.
Yang menarik, kawasan-kawasan tersebut tidak hanya meninggalkan anak cucu mereka. Tapi, bangunanbangunan khas yang didirikan sejak zaman itu juga masih ada. ’’Seperti di kawasan Eropa, ada beberapa bangunan yang masih punya ciri khas Eropa di bagian atap,’’ lanjut Anis. Bangunanbangunan di kawasan pecinan pun masih sangat kental. Bahkan, di kawasan Ampel juga masih ada rumah zaman warga asli Arab tinggal.
Ciri khasnya, rumah itu memiliki dua pintu masuk yang terletak di bagian depan.