Tambah 1,1 Juta Vaksin Sinopharm untuk Program Gotong Royong
SEBANYAK 1.184.000 dosis vaksin Covid-19 dari Sinopharm tiba di Indonesia kemarin (19/7). Sejauh ini PT Kimia Farma mengamankan 5,5 juta dosis di antara target 15 juta dosis vaksin. Vaksin itu digunakan untuk vaksinasi program gotong royong
Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo menyatakan, kedatangan vaksin tersebut secara bertahap merupakan bagian dari kontrak pasokan vaksin dengan Sinopharm. Pengiriman kemarin merupakan yang kelima.
Dia menegaskan bahwa vaksinasi gotong royong adalah pilihan atau opsi tambahan mengakses vaksin bagi korporasi, karyawan, dan keluarga. Juga, membantu warga negara asing. Dengan begitu, target herd immunity bisa segera tercapai.
Vaksin Sinopharm, kata dia, tidak menggunakan APBN. Baik itu saat pembelian, pengiriman, maupun pelaksanaan vaksinasinya. Seluruhnya menggunakan keuangan Kimia Farma. ”Ada semangat kolaborasi, gotong royong di sini,” ujarnya.
Verdi meminta masyarakat tidak ragu divaksin. Sebab, vaksin yang datang merupakan vaksin yang aman. Selain itu, vaksin dapat mengurangi risiko sakit berat bila terpapar Covid-19.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Shinta W. Kamdani menuturkan bahwa tambahan vaksin tersebut memenuhi kebutuhan vaksinasi untuk pekerja dan karyawan. ”Perusahaan yang telah mendaftar bisa melakukan vaksinasi,” katanya.
Kadin, kata dia, mendukung Kimia Farma melaksanakan vaksinasi kepada pekerja dan keluarganya dengan perusahaan membayar secara mandiri. Shinta juga mengimbau perusahaan turut antusias mengambil opsi vaksinasi gotong royong.
Sebelumnya, ada wacana vaksinasi gotong royong individu. Setiap orang bisa mendapatkan suntikan vaksin di
Kimia Farma. Namun, wacana itu menuai banyak protes. Presiden Joko Widodo akhirnya membatalkan rencana tersebut dan menyatakan tidak ada vaksin Covid-19 yang berbayar.
Data KPCPEN menunjukkan, per kemarin 41 juta orang mendapatkan vaksin dosis pertama. Lalu, 16 juta orang menerima suntikan vaksin dua dosis.
Koordinator Komunikasi Publik KPCPEN Arya Sinulingga menyebutkan, jika melihat data, jumlah orang yang divaksin dalam tiga minggu terakhir bertambah 800 ribu hingga 1,1 juta orang per hari. Menurut dia, semakin cepat dan banyak orang yang divaksin, akan semakin banyak pula orang yang berkurang risiko sakit berat jika terinfeksi Covid-19. ”Jangan ragu untuk vaksin. Hingga saat ini, belum ada efek samping berat yang ditemukan Komnas KIPI,” tuturnya.
Selain vaksin, pemerintah berburu obat terapi Covid-19. Ada tiga obat yang diimpor untuk memastikan stok di Indonesia aman. Yakni, Remdesivir, Actemra, dan Gammaraas. Secara global, pasokan obat itu memang terbatas.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan, Remdesivir akan diimpor dari India, Pakistan, dan Tiongkok. Kementerian Luar Negeri telah bernegosiasi agar India membuka keran ekspornya. ”Sudah masuk sekitar 50 ribu vial dan akan masuk 50 ribu vial lagi per minggu,” katanya.
Lalu, pemerintah sudah berkomunikasi dengan produsen Actemra di Swiss. Untuk Gammaraas, pemerintah sudah mengupayakan impor 30 ribu vial dari Tiongkok. Namun, jumlah itu dirasa masih kurang.