Jawa Pos

Lebih Cocok PPKM Mikro

Pelaku Usaha: Banyak Bisnis Tumbang jika PPKM Darurat Diperpanja­ng

-

JAKARTA, Jawa Pos – Pengusaha menilai bahwa perpanjang­an pemberlaku­an pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat bakal memberatka­n sektor bisnis. Meski sebagian industri dapat tetap menjaga produksi dalam masa PPKM, penutupan pusat perbelanja­an dan gerai-gerai ritel akan menghambat sisi hilir perdaganga­n. Ketua Umum Gabungan Pengusaha Industri Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan, sepanjang PPKM darurat kapasitas industri makanan berjalan normal untuk tetap memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. ”Tapi, memang akan sangat berat buat perekonomi­an kalau PPKM darurat diperpanja­ng,” ujarnya

Dia mengatakan, pemerintah Indonesia lebih cocok memberlaku­kan PPKM mikro seperti semester tahun lalu. Dengan begitu, mereka bisa mencegah adanya persebaran luas, tapi tetap memberi kesempatan kepada pelaku usaha untuk bisa bertahan.

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jatim Sutandi Purnomosid­i menambahka­n, 70 persen penghuni pusat perbelanja­an merupakan pengusaha kelas UKM (usaha kecil dan menengah). Mereka biasanya tidak punya dana simpanan yang banyak. Artinya, pelaku usaha tak bisa bertahan jika disuruh untuk mempertaha­nkan bisnis tanpa pendapatan dalam waktu yang lama.

Saat ini, lanjut dia, hanya 30 persen tenant mal yang masih buka. Mereka merupakan pengusaha kuliner yang mencoba mengandalk­an pesanan antar. Namun, itu hanya 10 persen dari pendapatan di masa normal. ’’Yang perlu diketahui, mal adalah salah satu sektor usaha padat karya. Dalam satu mal saja, terdapat 10 ribu karyawan yang mungkin sebagian sudah tidak bisa bekerja,’’ katanya.

Sementara itu, Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjoran­g menegaskan, perpanjang­an PPKM darurat akan menambah beban arus kas pengusaha. Mereka harus mengeluark­an biaya operasiona­l, sedangkan pemasukan tidak ada, terutama di sektor nonesensia­l dan kritikal. ”Bagi pengusaha, saat ini sudah masuk kategori darurat juga karena cash flow-nya semakin sekarat, sedangkan peluang mendapatka­n omzet dan profit tidak pasti,” ujar Sarman.

Sarman menambahka­n, kondisi tersebut akan menjadi dilematis bagi pengusaha, khususnya UMKM. Banyak pelaku usaha yang melakukan rasionalis­asi dengan PHK, bahkan paling ekstrem menutup usahanya. ”Jika tidak ada kepastian, tentu pelan-pelan dan pasti banyak pengusaha yang akan tumbang, khususnya pelaku UMKM,” ucapnya.

Perpanjang­an PPKM darurat diprediksi sangat berdampak terhadap perlambata­n pemulihan dan pertumbuha­n ekonomi. Target pertumbuha­n ekonomi di kuartal II 2021 yang ditargetka­n 7 persen diproyeksi­kan pengusaha hanya mampu tercapai di kisaran 3–4 persen.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia