Jawa Pos

Percepat Vaksinasi tanpa BIN

-

PPKM darurat berbuah permintaan maaf dari Luhut Binsar Pandjaitan. Langkah pemerintah yang dipimpinny­a itu belum mampu menurunkan Covid-19 di Jawa dan Bali. Malah makin menggila. Atas ”kerendahha­tian” Luhut tersebut, rakyat mau tidak mau harus memaafkan. Apa ada pilihan lain? Toh, kalau diminta mundur sebagai konsekuens­i kegagalan itu, dia juga belum tentu mau.

Kita tetap tak boleh kehilangan akal. Dengan kurva maut yang belum bisa dijinakkan, mau tak mau harus mempercepa­t vaksinasi. Mumpung rakyat sedang sangat antusias. Sementara jumlah vaksin yang belum digunakan, kata Wamenkes Dante Saksono (15/7), sebanyak 18 juta vaksin. Jumlah itu tersebar di seluruh daerah.

Dengan jumlah yang tak terlalu banyak itu, semestinya isunya bukan mendatangi rakyat dari pintu ke pintu untuk vaksinasi. Yang disebut dilakukan Badan Intelijen Negara (BIN). Langkah mengerahka­n dinas rahasia untuk kegiatan yang masih bisa dilaksanak­an lembaga ”normal” itu terasa janggal dan politis.

Langkah ”darurat rahasia” tersebut bisa saja dilakukan kalau stok vaksin kebanyakan, sedangkan antusiasme masyarakat rendah. Saat ini, tanpa disuruh pun, rakyat sudah berbondong-bondong mendatangi tempat vaksinasi. Itu saja yang dituntaska­n lebih dahulu.

Dengan jumlah 18 juta dosis, tentu saja itu stok pas-pasan. Presiden Jokowi pernah menargetka­n sejuta suntikan sehari. Kemarin dinaikkan kalau bisa 2–3 juta suntikan. Bila tim pemerintah kerja benar, stok sejumlah itu akan habis dalam beberapa hari. Tugas pemerintah pula memastikan kontinuita­s vaksinasi ini, jangan sampai ada jeda terlalu lama.

Cita-cita herd immunity atau kekebalan kawanan kini sangat bergantung pada percepatan vaksinasi. Belajar dari PPKM darurat yang akan resmi berakhir hari ini, banyak warga yang protes. Karena nafkah mereka tercekik pengetatan. Karena mereka semua ”dibubarkan”. Bukan diawasi agar tak timbul kerumunan. Pengetatan, rasanya, makin tidak populer.

Yang perlu diketati atau ditutup malah pintu negara. Karena sejak pertama virus Covid-19 ini adalah ”invasi asing”. Dari Wuhan, Tiongkok. Dari asing pula varian-variannya. Termasuk varian Delta yang tak bisa dijinakkan Jenderal Luhut ini.

 ?? ILUSTRASI BAGUS/JAWA POS ??
ILUSTRASI BAGUS/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia