Jawa Pos

Hoax Kematian Korban Covid-19 Hanya Terjadi di Rumah Sakit

-

NARASI yang meragukan Covid-19 masih menyebar di media sosial. Kali ini, muncul tudingan bahwa seluruh pasien Covid-19 meninggal di rumah sakit (RS). Tidak ada yang meninggal di luar rumah sakit.

’’Katanya Ganas dan Mematikan, Jika Memang GANAS, Kenapa tidak Mati di Jalan, Kenapa tidak Mati di Rumah, Kenapa Tidak Mati di Sawah/Kebun, Kenapa Tidak Mati di Pasar-pasar? Tapi SELALU MATI DI RS.’’ Demikian tulisan dalam pamflet digital yang dibagikan ulang oleh akun Facebook SHO FIQ pada 19 Juli lalu (bit.do/ HanyaDiRS).

Informasi itu tentu saja ngawur.

Sejak angka kasus baru di Indonesia meledak akibat masuknya varian Delta, banyak sekali pasien Covid-19 yang meninggal di rumahnya. Pasalnya, semua RS penuh sehingga mereka harus menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah.

Seperti yang ditulis jawapos. com awal Juli lalu, jumlah warga isoman yang meninggal kala itu mencapai 265 orang. Tim LaporCovid-19 Said Fariz Hibban mengatakan, fenomena itu merupakan potret nyata kolapsnya fasilitas kesehatan (faskes) yang mengakibat­kan pasien Covid-19 sulit mendapat layanan medis yang layak.

’’Sedikitnya ada 265 korban yang meninggal dunia positif Covid-19 dengan kondisi sedang isolasi mandiri di rumah, saat berupaya mencari fasilitas kesehatan, dan ketika menunggu antrean di IGD rumah sakit,’’ kata Said. Angka kematian di luar faskes itu terjadi selama Juni hingga 2 Juli 2021. Anda dapat membacanya di bit.do/265Meningg­al.

Ada juga pasien yang meninggal di jalan dan di depan rumah. Akhir Juni lalu, warga Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara, dikejutkan temuan jenazah pria lanjut usia di depan rumahnya. Warga tak berani mendekat dan mengevakua­si jenazah tersebut karena terkonfirm­asi positif Covid-19.

Ada pula warga yang meninggal ketika mencari rumah sakit. Kejadian itu dialami pasien Covid-19 asal Harjamukti, Cimanggis, Depok, Jawa Barat. Dia dilaporkan meninggal pada Rabu (14/7) saat mencari RS karena kondisinya memburuk setelah isoman di rumah.

’’Si pasien drop, diusahakan untuk ke rumah sakit. Tapi, dari satu RS ditolak karena BOR (bed occupancy ratio atau keterisian tempat tidur, Red) penuh,’’ ujar Kabid Penanggula­ngan

Bencana pada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamat­an Kota Depok Denny Romulo. Anda dapat membacanya di bit.do/SaatDijala­n.

Dua kejadian itu jelas mematahkan narasi akun Facebook SHO FIQ bahwa seluruh pasien Covid-19 meninggal di rumah sakit. Saat isoman dan mencari faskes pun ada pasien yang meninggal akibat penuhnya fasilitas kesehatan.

 ?? ILUSTRASI WAHYU KOKKANG/JAWA POS ??
ILUSTRASI WAHYU KOKKANG/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia