Merasa Vaksinasi Lambat, Warga Waswas
Dewan Minta Perbanyak Titik Penyuntikan
SIDOARJO, Jawa Pos – Proses vaksinasi warga Kota Delta terus berjalan hingga kemarin (19/7). Meski begitu, warga menilai bahwa vaksinasi saat ini terasa lambat. Banyak warga yang terdaftar sejak lama. Namun, hingga kini mereka belum mendapatkan informasi kapan waktunya vaksinasi.
Hal itu membuat masyarakat waswas.
Terlebih, kasus Covid-19 terus naik. Warga yang belum mendapatkan vaksinasi khawatir mereka bakal mudah terpapar karena belum divaksin. Salah seorang warga yang menanti vaksin adalah Ningsih. Perempuan 42 tahun itu deg-degan karena di sekitar tempat tinggalnya di Desa Sumput, Kecamatan Sidoarjo, kian hari jumlah warga yang dinyatakan positif Covid terus bertambah.
’’Sudah didata cukup lama. Sejak awal Juli lalu. Tapi, sampai sekarang belum ada jadwal vaksinasi,’’ katanya. Nasib serupa dialami warga lain. Bukan hanya Ningsih yang menunggu suntikan vaksin. Sebab, warga di belasan rukun tetangga (RT) di lingkungannya juga belum divaksin. Menurut dia, vaksinasi terasa lambat jika dibandingkan kota tetangga, Surabaya. Apalagi, di sana sudah ada vaksinasi dari rumah ke rumah.
Warga lain, sebut saja Budi, yang tinggal di Kecamatan Buduran juga sudah lama menanti untuk mendapatkan vaksinasi. Namun, sampai saat ini, dia juga belum mendapatkannya. Sampai-sampai, dia ingin memperoleh vaksin mandiri dengan cara membayar. ’’Kami sering tertinggal informasi. Sosialisasinya dari pihak desa masih sangat kurang,’’ katanya.
Hal itu membuat warga berpendapat bahwa mendapat vaksinasi gratis tidak mudah. Informasi yang diberikan pihak desa kurang jelas. Bahkan, di beberapa wilayah pendaftaran vaksinasi cenderung tergesa-gesa. Tidak memberikan kesempatan bagi warga untuk mempersiapkan berkas pendaftaran dengan maksimal.
’’Ada pengumuman di lingkungan, disebutkan bahwa ada pendaftaran vaksin di setiap RT dari desa. Diumumkan pukul 07.00 lebih, pukul 09.00 sudah diminta mengumpulkan,’’ kata Lia, warga lainnya.
Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo Dhamroni Chudlori menyatakan bahwa pihaknya telah mengusulkan untuk menambah titik vaksinasi. Tidak hanya dilakukan di puskesmas. Dengan demikian, banyak warga yang mendapat suntikan vaksin. Plus bisa menghindari aktivitas yang menimbulkan kerumunan. ’’Bisa di klinik swasta. Juga faskes lain yang bekerja sama dengan dinkes,’’ katanya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sidoarjo dr M. Atho’illah menyatakan bahwa vaksinasi di faskes seperti puskesmas masih berlangsung sampai sekarang. Misalnya, di Puskesmas Buduran, ada 300 warga yang divaksinasi dosis pertama pada setiap pelaksanaan vaksin. Begitu juga untuk dosis kedua.
Namun, dia membenarkan bahwa hingga saat ini memang masih ada warga yang belum mendapatkan vaksinasi. ’’Vaksinasi memang bergantian. Tidak langsung banyak. Biasanya pihak puskesmas dan desa sudah koordinasi untuk menentukan jadwal vaksinasi. Mohon doanya agar Sidoarjo segera mendapat dropping vaksin dalam jumlah banyak,’’ ujarnya.