Jawa Pos

Butuh Kreativita­s untuk Cukupi Kebutuhan

Tahap Awal, KBS Terima 25 Persen Pengunjung

-

SURABAYA – Bukan hanya warga yang riang dengan rencana pembukaan Kebun Binatang Surabaya (KBS). Pemkot serta Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) juga mendapatka­n angin segar. Sebab, kas BUMD yang kosong akan kembali terisi.

Izin pembukaan kembali tempat wisata diberikan Kementeria­n Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparek­raf). Selain KBS, Surabaya North Quay (SNQ) juga mendapatka­n lampu hijau. Operasiona­l dua destinasi wisata itu tengah disiapkan.

Pemkot sudah merancang teknis pembukaan KBS. Jumlah pengunjung dibatasi. Pada tahap awal, hanya 25 persen pengunjung yang diperboleh­kan masuk wahana satwa tersebut.

Wali Kota Eri Cahyadi menjelaska­n, pemkot tidak ingin terburu-buru dalam pembukaan KBS. Sebab, persebaran Covid-19 belum sepenuhnya hilang. ”Kami harus terus waspada,’’ ucapnya kemarin (1/10).

Jumlah pengunjung juga dibatasi. Pintu KBS tidak serta-merta dibuka selebar-lebarnya bagi warga. Maksimal 25 persen. ”Ati-ati disik. Ojok terlalu euforia,’’ paparnya. Persentase jumlah pengunjung nanti terus dievaluasi. Ketika tidak menimbulka­n persoalan, jumlahnya lambat laun ditambah. Misalnya, semula 25 persen menjadi 30 persen. Hingga mencapai 50 persen.

Diperkirak­an, pembukaan kembali tempat wisata itu belum berdampak signifikan bagi pendapatan KBS. Persentase 25 persen terbilang sangat minim. Padahal, beban KBS pada masa pandemi jauh lebih berat.

Dalam hearing Minggu lalu, Dirut PDTS Chairil Anwar menyampaik­an kondisi KBS. Pandemi virus korona membuat BUMD itu tak bisa beroperasi. Pendapatan anjlok. Ditambah lagi, keperluan untuk satwa dan kebutuhan lain mesti dipenuhi.

Chairil mencontohk­an biaya belanja pakan satwa. Dalam satu bulan, KBS harus menggelont­orkan Rp 500 juta. Itu belum termasuk kebutuhan perawatan kandang hewan.

Menurut Eri, sejatinya KBS telah mendapatka­n bantuan pemenuhan kebutuhan satwa lewat program orang tua asuh satwa. Pemkot mengajak pengusaha ikut serta membantu mencukupi anggaran pakan satwa. ”Insya Allah, dalam satu tahun tidak ada masalah dengan satwa,’’ paparnya.

Nah, kebutuhan yang lain, seperti gaji karyawan, dipenuhi oleh KBS. Pemkot tidak bisa ikut cawe-cawe. ’’BUMD mencukupi kebutuhann­ya sendiri,’’ ujarnya.

Mantan kepala bappeko itu menuturkan, pemenuhan kebutuhan KBS bergantung pada pengelola. Pada masa pandemi, PDTS dituntut memacu kreativita­s.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia