Kolaborasi untuk Sensasi Traveling
Selama masa pandemi, cukup banyak orang yang harus menahan diri agar tidak jalan-jalan. Berbagai cara dilakukan agar mata tetap termanjakan. Misalnya, traveling virtual alias melihat-lihat pemandangan atau tempat wisata dari ponsel atau layar televisi. Jejak Leluhur Nusantara yang tayang di NET. menjadi salah satu pilihan tontonan acara jalanjalan. Dengan ciri khas tentu saja.
JEJAK Leluhur Nusantara tayang sejak awal bulan lalu. Itu merupakan program kolaborasi antara NET. dan YouTuber Fenny Rama Sutedy. Fenny yang asli Sunda memang memiliki kanal YouTube yang fokus di konten bertema legenda rakyat, tempat keramat, mitos, dan sejarah Nusantara.
Sebenarnya, konsep Jejak Leluhur Nusantara tidak jauh berbeda dengan program traveling yang ada sebelumnya. Fenny selaku empunya program menjadi pemandu acara sekaligus traveling ke sebuah situs legendaris atau bersejarah sambil menjelaskan cerita tempat tersebut. Dengan demikian, penonton bisa belajar sejarah atau legenda sambil merasakan sensasi traveling virtual meski hanya di rumah saja.
Edo Wicaksono selaku VP of production NET. menjelaskan bahwa Jejak Leluhur Nusantara adalah program inovasi saat pandemi. Pihak NET. sengaja menggandeng content creator untuk memberi warna baru bagi programprogramnya. ”Ini juga sebagai bentuk apresiasi kepada kreator konten Indonesia bahwa hasil karya mereka perlu mendapat pengakuan dan apresiasi secara finansial,” ujar Edo saat dihubungi Jawa Pos.
Konten yang ditayangkan di NET. setiap Sabtu dan Minggu pukul 22.30 WIB itu sebenarnya memiliki versi lain di kanal YouTube milik Fenny. Konten yang ditayangkan di kanal YouTube Fenny dipaparkan lebih mendalam oleh sang YouTuber dan narasumbernya serta sudah ditayangkan lebih dulu.
Lantas, konten yang tayang di NET. lebih ringkas, tapi tetap elaboratif. Juga, dipadukan dengan narasi lewat voice over dan penambahan sejumlah berita atau sumber yang bisa memperkaya tayangan.
Misalnya, berita terkait kejadian di situs atau lokasi yang tengah dibahas. Edo menjelaskan, pihaknya sudah mengurasi konten dari YouTube milik Fenny dan membuatnya menjadi lebih informatif agar sesuai dengan konsep program televisi.
Proses produksi konten menjadi tanggung jawab penuh Fenny dan timnya. Sang YouTuber memiliki kru sendiri yang membantunya memproduksi konten yang untuk ditayangkan di NET. dan kanal YouTubenya. Fenny menjelaskan, konten yang tayang di kanal YouTube-nya dan NET. sudah dipersiapkan sebelum PPKM berlangsung pada Juli lalu. ”Jadi, alhamdulillah, sudah punya banyak,” tambah Fenny.
Karena melakukan kegiatan syuting atau produksi saat pandemi masih berlangsung, Fenny dan timnya menyesuaikan diri. Tim yang akan turun ke lapangan harus sudah menjalani tes swab antigen dan sudah divaksin demi keamanan produksi. Sebelum turun ke lapangan, Fenny juga harus sudah berkoordinasi dengan tim juru pemelihara di lokasi yang dituju.
Prosedur kesehatan tetap dijaga selama syuting berlangsung. Jumlah anggota kru yang ikut sebisabisanya dibatasi. Misalnya, hanya Fenny dan kamerawan yang turun ke lapangan, sedangkan kru penyunting tetap di hotel.
Selama proses produksi konten berlangsung, Fenny mengaku, semuanya berjalan lancar. Mulai perizinan ke lokasi hingga syuting. Masyarakat lokal juga kooperatif ketika diminta bantuan sebagai pemandu di lokasi. ”Mereka malah menyambut baik. Sebab, ini bagus juga untuk anak-anak sekarang yang harus tahu tentang sejarah dan legenda lokal,” kata Fenny.
Sayang, program Jejak Leluhur Nusantara segera berakhir. Total, acara tersebut memiliki 13 episode. Nanti malam (3/10), Jejak Leluhur Nusantara menayangkan episode 10. ”Sebenarnya ini pola yang wajar, bahwa sebuah program dibuat seasonal, lalu dievaluasi untuk kemudian bisa dilanjutkan kembali ke season selanjutnya apabila dirasa menarik,” terang Edo.