Ada Serabut Putih di Paru-Paru
PAULINA jelas tidak bisa menghapuskan memorinya saat mendampingi sang ibu, Sri Rahaju Hidayat. Pada Februari lalu, Sri keluar dari rumah sakit pascaopname 16 hari akibat Covid-19. Setelah tiga bulan sembuh, Sri tidak mengalami gejala apa pun. Tanda long Covid muncul sekitar Mei–Juni. Gejala pertama, kata Paulina, yang dirasakan seperti serangan jantung. Jantung sakit dan keringat berlebih. Kondisi itu terjadi hingga tiga kali dalam seminggu.
Sri lantas mengonsumsi obat jantung dan sembuh. Lalu, yang kedua, perempuan 65 tahun itu sempat masuk ke UGD. ”Tapi, menurut UGD, hasil EKG normal. Akhirnya, rumah sakit memulangkan,” kenang Paulina. Tidak berhenti di situ. Paulina mengantar sang ibu memeriksakan diri ke dokter jantung. Hasil seluruh tes Sri normal dan diberi obat baru. Ternyata, setelah dari dokter jantung, tidak lama kemudian kondisi kesehatan Sri down lagi. Jantungnya kembali sakit untuk kali ketiga dan saturasinya mencapai 88 persen. Sri diopname di RS. Hasil CT scan menunjukkan bahwa di paru-parunya terdapat serabut putih khas pasien Covid-19. ”Jadi, rasa sakit jantung itu disebabkan radang paru-paru. Setelah diopname sembilan hari, radangnya makin meluas, tapi jantung tidak sakit lagi,” terang Paulina. Dia memutuskan untuk merawat jalan ibunda dan ganti dokter lain. Dokter lain mendiagnosis Sri menderita long Covid karena bentuk serabut di paru-paru yang khas Covid-19. Dokter menyampaikan kepada keluarga Paulina bahwa long Covid tidak menular. ”Kami merawat ibu dan tidak ada yang sakit atau tertular begitu. Dokter memberikan dua macam obat tipe inhaler (dihirup) karena katanya lebih efektif langsung masuk ke paru-paru,” jelasnya.
Kini kondisi Sri telah membaik. Sekitar sebulan rawat jalan, saturasi dan paruparunya sudah normal serta tidak ada keluhan jantung. Sri juga sudah menjalani vaksinasi.