Kondusif, Sektor Industri Tumbuh 35 Persen
SURABAYA – Kegiatan perekonomian mulai menggeliat. Sektor industri, misalnya, perlahan bangkit dari keterpurukan sebagai dampak pandemi Covid-19. Berdasar data Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jatim, sektor industri mulai tumbuh 30–35 persen.
Wakil Ketua Dewan Pemimpinan Provinsi (DPP) Apindo Jatim Tri Andi Suprihartono menyampaikan, sejauh ini sudah terjadi pergerakan ekonomi yang cukup signifikan. Itu terjadi seiring meningkatnya aktivitas produksi. ”Sudah terjadi kontraksi. Peningkatannya lumayan. Antara 30–35 persen,” jelas Tri Andi kepada Jawa Pos kemarin (2/10).
Dia menyampaikan, pertumbuhan ekonomi terjadi di sejumlah sektor. Misalnya, sektor industri padat karya, perdagangan dan jasa, hingga manufaktur. Itu seiring dengan sejumlah pelonggaran yang diizinkan selama PPKM level 3. Berbagai pelonggaran tersebut diatur dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 43 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, Level 3, dan Level 2 Covid-19 di Wilayah Jawa dan Bali.
Kondisi tersebut jauh lebih baik dibanding awal tahun hingga periode Juli lalu. Ketika itu masih diterapkan PPKM darurat yang berlanjut ke PPKM level 4 sebagai dampak melonjaknya kasus Covid-19. Saat itu, tutur Tri, berbagai sektor industri sangat terpukul. Banyak perusahaan yang merugi karena berhentinya aktivitas produksi. ”Saat itu banyak perusahaan yang rugi besar. Bahkan, pertumbuhan ekonomi nasional sampai minus,” tuturnya.
Nah, kini pelaku usaha mulai bisa bernapas lega. Untuk aktivitas industri nonesensial sudah diizinkan mene
Terjadi di industri padat karya, perdagangan dan jasa, manufaktur, logistik, serta transportasi.
Demi menghindari klaster tempat kerja, sejumlah perusahaan menerapkan PeduliLindungi. Seluruh karyawan juga divaksin. rapkan work from office (WFO). Meski kapasitasnya masih 50 persen untuk menghindari penularan Covid-19.
Sebanyak
mengikuti vaksin gotong royong dengan sasaran 110 ribu jiwa.
Untuk menghindari timbulnya klaster tempat kerja, pemerintah mewajibkan perusahaan untuk menggunakan aplikasi PeduliLindungi sebagai skrining terhadap semua pegawai. Terutama untuk memastikan mereka sudah divaksin Covid-19. ”Saat ini setiap perusahaan sudah pakai aplikasi ini,” papar Tri Andi.
Pertumbuhan sektor transportasi juga bagus. Berbagai jalur distribusi angkutan logistik mulai ramai. Misalnya, jalan tol maupun jalur arteri. Mobilitas masyarakat di dalam kota juga sudah terpantau meningkat. Saat ini, jalan-jalan protokol dipadati berbagai jenis kendaraan. Tidak ada lagi penyekatan di sejumlah titik. Termasuk di perbatasan pintu masuk Surabaya.
Bundaran Waru, depan Cito, misalnya. Penyekatan kendaraan yang dilakukan dengan traffic cone tidak ada lagi. Di sisi lain, ekonomi yang mulai menggeliat juga terus diikuti dengan vaksinasi.
Sejauh ini, cakupan vaksinasi Kota
Surabaya terus meningkat. Hingga kemarin, vaksin dosis pertama sudah tembus 109,2 persen. Dari 2.218.121 warga yang masuk sasaran, yang sudah divaksin dosis pertama sebanyak 2.421.840 jiwa.
Sementara itu, cakupan dosis kedua mencapai 73,8 persen. Sudah menyasar sebanyak 1.637.081 jiwa. Tak ayal, capaian vaksinasi tersebut adalah yang terbanyak di Provinsi Jatim.
Selain kerja keras pemkot, pelaku usaha ikut andil memperluas jangkauan vaksinasi melalui program vaksin gotong royong. Sejauh ini, sedikitnya sudah ada 72 korporasi yang menyasar 110 ribu warga. Ketua Kadin Surabaya Surabaya M. Ali Affandi menyampaikan, pengusaha juga ikut mengambil tanggung jawab memperluas jangkauan vaksinasi untuk mencegah meluasnya virus Covid-19. ”Pengusaha terpanggil agar ekonomi cepat bergerak,” katanya.