Jawa Pos

Baru Delapan TBM Beroperasi

Batasi Kegiatan dan Jumlah Pengunjung

-

SURABAYA – Rindu Alfian Hendra untuk membaca cerita dongeng akhirnya terbayar lunas. Kemarin (4/10) dia bersama empat temannya kembali berkunjung ke Taman Baca Masyarakat (TBM) di RW 3, Gubeng. Tak terasa, hanya dalam waktu satu jam, sudah dua buku yang khatam dibaca.

Aktivitas di TBM itu tampak begitu hidup. Pengunjung silih berganti melahap sejumlah buku. Petugas TBM tak mau kalah. Mereka mengajak anakanak untuk ikut berinterak­si.

Hadi Purnomo, salah seorang penjaga TBM di RW 3, Gubeng, duduk bersila. Tangannya membawa satu buku. Di depannya, anak-anak telah siap mendengark­an cerita yang bakal disampaika­n. ’’Hari ini saya akan bercerita tentang kisah perjuangan arek Suroboyo,’’ ucapnya.

Ya, kondisi persebaran Covid19 di Surabaya terus melandai. Satu per satu layanan publik kembali beroperasi. Salah satunya adalah TBM. Terhitung, sudah satu pekan pemkot membuka ruang belajar bagi warga tersebut.

Salah satunya TBM di RW 3, Gubeng. Kemarin siang, hanya ada empat anak yang berkunjung ke tempat itu. Kondisinya lengang. Tidak seperti sebelum pandemi. Sebab, pemkot memberlaku­kan pembatasan pengunjung. ’’Maksimal hanya delapan orang,’’ tuturnya.

Menurut Hadi, warga memang sudah kangen beraktivit­as di TBM. Sebab, di tempat itu, beragam kegiatan mengasyikk­an dilakukan. Tidak melulu membaca literasi. ’’Mulai membaca buku, nyanyi bareng, hingga membuat kerajinan,’’ jelasnya.

Kepala Dinas Perpustaka­an dan Kearsipan (Dispusip) Surabaya Musdiq Ali Suhudi menjelaska­n, TBM tersebar di 532 titik. Namun, baru delapan lokasi yang dibuka. Langkah itu dilakukan sebagai bentuk perlindung­an pemkot kepada warga agar virus korona tidak kembali mengganas.

Dispusip tidak asal membuka TBM. Delapan titik yang beroperasi tersebut harus memenuhi sejumlah persyarata­n. Di antaranya, lolos asesmen. Satgas turun memelototi lokasi. Petugas meninjau sarana-prasarana (sarpras) protokol kesehatan (prokes).

Yang tidak kalah penting adalah persetujua­n dari warga setempat. Musdiq menyatakan, restu dari warga sangat dibutuhkan. ’’Karena warga juga ikut bertugas menjaga prokes.”

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia