Open House Daring untuk Kenalkan Jerman
SURABAYA – Empat orang bergantian mengucapkan sejumlah kalimat dalam bahasa Jerman secara daring di kanal Zoom Minggu (3/10). Setelah itu, mereka menjelaskan makna kalimat tersebut dalam bahasa Indonesia. Itulah suasana sesi permainan daring di open house (OH) Wisma Jerman. Para peserta mengikuti sejumlah aktivitas daring dengan topik sosial dan budaya negara Jerman.
Seratus peserta meramaikan kegiatan yang bertajuk Zum Tag der Deutschen Einheit tersebut. Mereka berasal dari Surabaya dan sekitarnya. Para peserta disuguhi beberapa kegiatan interaktif seperti talk show dan permainan daring.
Ada juga berbagai kompetisi daring. Misalnya, lomba membuat komik, poster, dan puisi dalam bahasa Jerman. Lantas, karya itu dipresentasikan secara daring di agenda tersebut. Misalnya, Ignacio Romero yang kembali menceritakan komik digital buatan kelompoknya. ”Ceritanya tentang kisah persatuan Jerman Barat dan Timur, tapi dikemas komedi,” jelas dia.
Penyelenggara Mike Neuber menyatakan, agenda OH rutin diadakan setiap tahun. Namun, dua tahun belakangan open house diselenggarakan secara daring akibat pandemi. Acara itu bertujuan mengenalkan keadaan sosial dan budaya Jerman kepada khalayak. ”Agenda ini bisa menjadi sarana edukasi bagi masyarakat. Terutama yang ingin mengenal negara Jerman dan sejarahnya,” ujarnya.
SURABAYA – Diperbolehkannya menggelar acara membuat pengajuan asesmen di kecamatan meningkat. Khususnya pada dua minggu terakhir. Pengajuan asesmen bukan hanya dari warga yang akan menggelar hajatan, melainkan juga dari beberapa hotel yang mulai menerima event.
Menurunnya level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Surabaya disambut baik masyarakat. Apalagi dengan aturan diperbolehkannya menggelar event atau hajatan. Hanya, ada beberapa syarat yang wajib dilakukan. Salah satunya adalah mengajukan asesmen ke kecamatan.
Camat Tegalsari Buyung Hidayat Rachman menyatakan, di wilayahnya memang ada kenaikan jumlah warga yang mengajukan asesmen kegiatan, baik hajatan nikahan maupun acara lainnya. Hanya, jumlahnya tidak langsung signifikan. ’’Dalam dua minggu terakhir, terdapat tujuh pengajuan asesmen,’’ katanya.
Mereka tidak hanya berasal dari warga kampung dan sekolah, tetapi juga dari hotel di kawasan Tegalsari. ’’Bahkan, jumlah pengajuannya lebih banyak untuk hotel. Kegiatannya sebagian besar adalah hajatan pernikahan,’’ ucap Buyung.
Asesmen tersebut melibatkan jajaran muspika terkait. Mulai koramil hingga polsek. Khusus kegiatan yang berlangsung di kampung akan menggandeng satgas Covid-19 kampung tangguh. Sementara itu, untuk kegiatan di hotel, pihak kecamatan akan berkoordinasi dengan tim satgas internal hotel.
Buyung menjelaskan, asesmen dilakukan cukup ketat. Pemberian izin diberikan setelah tim menyurvei lokasi. Tujuannya, melihat alur rencana kegiatan dan prokesnya seperti apa. ’’Jumlah tamu juga harus sesuai ketentuan,’’ terangnya.
Selain menyurvei sebelum acara, tim datang ketika kegiatan berlangsung. Tujuannya, memastikan prosedur dan prokesnya seperti apa. Termasuk mencegah adanya pelanggaran yang terjadi.
Buyung menambahkan, sangat mungkin asesmen kegiatan yang diajukan ke kecamatan terus bertambah. Sebab, pandemi mulai melandai. Selain itu, pemerintah memperbolehkan kegiatan lainnya seperti konser. Hanya, sampai saat ini belum ada pengajuan terkait kegiatan tersebut.