Potensi Besar Pendapatan dari Utilitas Bawah Tanah
GRESIK – Wajah Kota Gresik saat ini belum menunjukkan keindahan. Bagaimana tidak, di jalan-jalan protokol masih dijumpai pemandangan kabel jaringan utilitas yang semrawut.
Namun, dalam beberapa tahun ke depan, Pemkab Gresik akan memindahkan jaringan itu ke bawah tanah. Belakangan ini, mereka terus mengebut pengerjaan ducting untuk wadah jaringan bawah tanah. Terutama untuk wilayah perkotaan seperti di Jalan Panglima Sudirman, Jalan Pahlawan, Jalan dr Soetomo, hingga Jalan dr Wahidin Sudirohusodo. Nanti titik ducting yang berada di persimpangan jalan itu terhubung satu sama lain.
Saat masih menjadi kepala dinas PUTR, Achmad Wasil menyatakan bahwa pengerjaan ducting sempat dihentikan karena pandemi kemarin. Namun, saat ini Gresik telah memiliki Perda 6/2020 mengenai jaringan utilitas bawah tanah itu. Sayang, belum ada perbup untuk mengatur detail ducting tersebut.
Memang, dia mengakui, apabila jaringan bawah tanah itu terealisasi, akan ada banyak manfaat. Tidak hanya menambah keindahan wajah Gresik, tetapi juga memiliki potensi yang besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD). ’’Ini sudah dibahas tentunya, pemilik jaringan juga diuntungkan karena segi keamanan lebih terjamin,’’ ucapnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Reza Pahlevi menyatakan, rencana jaringan bawah tanah sangat disambut baik oleh DPMPTSP. Sebab, untuk menanam jaringan itu, harus dilampiri izin mendirikan bangunan (IMB). ’’Nanti PAD masuk dari sini. Untuk besarannya berapa persen, bergantung luas jaringannya,’’ ujar Reza.
Terpisah, Sekretaris Komisi III Abdullah Hamdi mengaku, untuk merealisasikan jaringan utilitas bawah tanah tersebut, pembuatan ducting perlu diselesaikan. Mungkin dalam beberapa tahun ke depan, jaringan di wilayah perkotaan baru terhubung. Selain itu, perlu menggagas perbup yang mengatur utilitas bawah tanah tersebut.
Politikus PKB itu menyebutkan, keberadaan utilitas bawah tanah tersebut diakui memiliki potensi yang sangat besar. Sebab, semua jaringan yang sebelumnya di atas nanti dipindah di bawah tanah.
Lalu, apa saja yang bisa masuk? Menurut perhitungannya, Hamdi menyebutkan, ada jaringan seperti listrik, telekomunikasi, hingga gas yang bisa masuk ke ducting tersebut. Untuk jaringan pipa air milik Perumda Giri Tirta, akan sulit. ’’Kalau pipa air, sepertinya tidak bisa karena ruangannya terbatas. Sedangkan pipa air cukup besar,’’ katanya.
Karena potensi itu, pihaknya mendorong eksekutif komitmen untuk segera mewujudkan jaringan utilitas bawah tanah. Dia menjelaskan, di Surabaya dijalankan sejak lama.
’’Ini harus segera karena kabel-kabel di atas itu terlihat semrawut,’’ tutup Hamdi.