Temui Presiden, Said Aqil Bahas Muktamar NU
JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj menemui Presiden Joko Widodo di istana kepresidenan kemarin (6/10). Pertemuan selama satu jam itu membahas banyak hal. Mulai rencana muktamar NU hingga konflik Israel dan Palestina.
Ditemui seusai pertemuan, Said menyebut bahwa hal itu hanyalah temu kangen. Sebab, selama pandemi Covid-19, keduanya jarang bertemu. ”Kami melaporkan bahwa ada rencana muktamar NU yang diselenggarakan pada 23–25 Desember,” katanya.
Menurut Said, muktamar yang rencananya dilaksanakan di Lampung itu akan tetap mematuhi protokol kesehatan. Namun, belum diketahui apakah Jokowi memenuhi undangan. Muktamar NU mungkin digelar secara daring dan luring. ”Ini kemungkinan hybrid,” ujarnya.
Muktamar NU nanti membahas sejumlah agenda strategis. Salah satunya tentu pergantian ketua umum periode 2020–2025. Said mengaku memiliki banyak dukungan agar kembali maju. Misalnya, Kiai Turmuzi dari Lombok, Kiai Hasan dari Cirebon, dan Kiai Muhtadi dari Banten sudah memberi dukungan. ”Walaupun sampai sekarang belum mendeklarasikan secara resmi, permintaan sudah sangat banyak,” terang Said.
Namun, dia menolak bahwa kunjungannya ke istana dalam rangka meminta dukungan kepada Jokowi. ”Dengan presiden hanya membahas penyelenggaraan muktamar,” katanya.
Menurut dia, persaingan pencalonan Ketum PBNU terbuka untuk seluruh kader.
Said menambahkan, pertemuan tersebut juga membahas Pekan Olahraga Nasional dan penumpasan radikalisme di Indonesia. Dia juga menyinggung sikap PBNU terhadap konflik Israel dengan Palestina. ”Masih jelas keberpihakan kepada Palestina. Selama Israel tidak mengakui adanya Palestina, Indonesia tidak akan mengakui Israel,” ucapnya.