Tingkatkan Daya Saing Produk, Industri Gunakan PLTS Atap
SURABAYA – Upaya pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) juga dilakukan pihak swasta. Mereka mengganti sumber listrik yang lebih ramah lingkungan seperti tenaga surya. Apalagi, pemanfaatan energi ramah lingkungan berdampak bagi produksi ekspor.
Direktur Utama PT Sumber Graha Sejahtera (SGS) alias Sampoerna Kayoe Riko Setyabudhy Handoko mengatakan, proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap dengan kapasitas 1,7 megawatt peak (MWp) merupakan komitmen perusahaan terkait isu lingkungan. Menurut dia, swasta juga punya andil untuk memperbaiki bauran energi dan membuat Indonesia bisa memenuhi target mitigasi perubahan iklim. ”Karena itu, kami juga punya peran dalam visi pemerintah untuk mencapai rasio EBT sebanyak 23 persen pada 2025,” ujarnya dalam peresmian PLTS pabrik SGS Jombang.
Riko mengatakan, pemilihan pabrik SGS Jombang di antara 6 pabrik assembly, 11 pabrik veneer, dan 1 pabrik lem disebabkan 40 persen produksi ditujukan untuk ekspor ke luar negeri. Antara lain ke Jepang, Amerika Serikat, dan Korea Selatan. Kapasitas pabrik sebanyak 280 meter kubik per tahun.
”Penggunaan PLTS bakal meningkatkan daya saing produk kami di luar negeri. Selain meningkatkan efisiensi operasional, pengurangan jejak karbon membuat kami memenuhi standar lingkungan yang diterapkan beberapa buyer,” ungkap Riko
Pada kesempatan yang sama, Komisaris Utama ATW Group, perusahaan penyedia solusi energi surya, Eddie Widiono menyebutkan bahwa penggunaan PLTS atap untuk industri memang terus meningkat. Tahun ini mereka sudah memasang panel surya dengan total kapasitas 40 MWp. Angka itu naik signifikan dibandingkan pemasangan tahun lalu, yaitu 5 MWp. ”Pertumbuhan PLTS bakal pesat mengingat karakteristik Indonesia yang kaya dengan sinar matahari,” ujarnya.