Jawa Pos

Sempat Terdistrak­si, Ekspor Batik Tetap Positif

-

JAKARTA – Industri batik merupakan salah satu yang memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomi­an nasional. Termasuk membuka banyak lapangan pekerjaan. Sebab, sektor yang didominasi usaha kecil dan menengah (UKM) itu telah menyerap tenaga kerja sebanyak 200 ribu orang dari 47 ribu unit usaha yang tersebar di 101 sentra wilayah Indonesia.

Menteri Perindustr­ian Agus Gumiwang Kartasasmi­ta menyatakan, industri batik mendapat prioritas pengembang­an karena mempunyai daya ungkit besar untuk mendongkra­k pertumbuha­n ekonomi nasional. ’’Produknya juga telah diminati pasar global.”

Kementeria­n Perindustr­ian mencatat, capaian ekspor batik pada 2020 mencapai USD 532,7 juta. Pada periode kuartal I 2021, capaian tersebut mampu menembus USD 157,8 juta. ’’Industri batik telah berperan penting bagi perekonomi­an nasional dan berhasil menjadi market leader pasar batik dunia,’’ ujar Agus.

Meskipun demikian, ekspor pakaian jadi Indonesia, termasuk produk batik, sempat terdistrak­si pada tahun ini. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank membeberka­n bahwa dari sisi ekspor, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) tertekan dari tiga sisi. Yakni, sisi permintaan, suplai, maupun distribusi.

Hal itu disebabkan kelangkaan kontainer yang mendorong kenaikan harga. Penurunan ekspor TPT sepanjang 2020 terjadi dalam berbagai produk. Yakni, segmen benang yang minus 27,3 persen (YoY), kain minus 15,7 persen (YoY), dan pakaian jadi minus 15,1 persen (YoY). Kontribusi terbesar berasal dari penurunan pakaian jadi yang memiliki porsi 66 persen dari total ekspor TPT Indonesia.

 ?? PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS ?? WARISAN BUDAYA: Pengunjung melihat batik di Bangkalan, Madura. Industri batik telah menyerap 200 ribu tenaga kerja.
PUGUH SUJIATMIKO/JAWA POS WARISAN BUDAYA: Pengunjung melihat batik di Bangkalan, Madura. Industri batik telah menyerap 200 ribu tenaga kerja.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia