Jawa Pos

Emiten Komoditas Bakal Jadi Pendorong IHSG

-

JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) hampir menyentuh level 6.500 pada perdaganga­n kemarin (6/10). Tepatnya ditutup di posisi 6.417,32 atau naik 129,28 poin. Torehan IHSG itu anomali karena pasar saham Asia relatif tertekan.

Direktur Ekuator Swarna Investama Hans Kwee menyebutka­n, terdapat dua sentimen yang memicu kenaikan IHSG. Yakni, besarnya aliran dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia dan meningkatn­ya harga komoditas unggulan tanah air.

Investor asing mencatat beli bersih jumbo hingga Rp 4,82 triliun di seluruh pasar. Net buy terbesar adalah saham PT Capital Financial Indonesia Tbk (CASA) Rp 1,1 triliun. Saham CASA melonjak 12,24 persen ke Rp 440 per saham. Kemudian, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) diborong asing Rp 998,1 miliar. Saham BBRI ditutup menguat 4,83 persen ke Rp 4.120 per saham.

Hans menilai, besarnya aliran dana asing yang masuk dipicu kenaikan harga komoditas. Khususnya batu bara dan minyak kelapa sawit. ”Melihat harga komoditas yang bagus, bank diperkirak­an menyalurka­n kredit karena risikonya lebih rendah. Akibatnya, profitabil­itas bank ini juga akan naik,” jelasnya kepada Jawa Pos tadi malam.

Di sisi lain, laba emiten batu bara diprediksi melonjak tiga kali lipat. Hans menjelaska­n bahwa pandemi Covid-19 yang berlangsun­g sejak Maret 2020 mengganggu supply chain pasar global. Aktivitas ekonomi dunia pun berjalan lambat lantaran banyak negara yang menutup diri. Perlahan tapi pasti, memasuki 2021 ekonomi global mulai pulih. Timbul grand supercycle kenaikan harga komoditas.

”Info yang saya dapat, seluruh negara di dunia itu memilih menimbun stok komoditas mereka di gudang. Saat ini stok batu bara negara-negara tersebut menipis sehingga permintaan naik,” ungkapnya.

Menurut dia, harga komoditas batu bara masih tinggi dalam enam bulan sampai setahun ke depan. Kalaupun turun, mungkin tidak banyak. Dalam periode seperti ini, saham teknologi akan turun. Investor bakal lebih memilih saham perusahaan yang memiliki fundamenta­l kuat.

Hans mengimbau agar pelaku pasar modal harus memanfaatk­an momentum ini dengan baik. Valuasi perusahaan batu bara di Indonesia cukup murah sehingga akan diburu. Perusahaan komoditas masih menarik dalam enam bulan sampai setahun ke depan. ”Perbankan akan diuntungka­n dengan kenaikan harga komoditas. Pelaku pasar, kalau ada pelemahan, bisa akumulasi beli kembali,” tandasnya.

 ?? SALMAN TOYIBI/JAWA POS ?? TREN POSITIF: Seorang karyawan melintas di depan layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, kemarin. IHSG menguat meski banyak indeks bursa saham Asia yang negatif.
SALMAN TOYIBI/JAWA POS TREN POSITIF: Seorang karyawan melintas di depan layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, kemarin. IHSG menguat meski banyak indeks bursa saham Asia yang negatif.
 ?? ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia