TAPD Optimistis KUA-PPAS Bisa Tembus Rp 10 Triliun
Pandemi Hambat Pencapaian Target
SURABAYA – Optimisme pemkot terlihat dalam pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) 2022. Dalam pertemuan kemarin (6/10), pemkot mengajukan besaran belanja untuk tahun depan. Nominalnya lebih dari Rp 10,1 triliun.
Angka itu melonjak dari pengajuan sebelumnya. Terpaut Rp 1 triliun. Beberapa hari yang lalu, tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) mengajukan kekuatan anggaran Rp 9,2 triliun.
Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Surabaya Mochammad Mahmud menjelaskan, usulan plafon anggaran sementara itu terbilang besar. Melebihi pengajuan sebelumnya. ’’Pemkot tampak optimistis mampu mencapai target tersebut,’’ jelasnya.
Meski TAPD yakin, Mahmud justru sebaliknya. Dia ragu dengan rencana yang diajukan tersebut. Sebab, ada sejumlah ganjalan yang bisa menghambat target yang telah diajukan itu.
Salah satunya, persebaran virus korona. Covid-19 berdampak pada pemasukan daerah. Titik-titik ekonomi tidak bisa berjalan normal. Hal itu disebabkan adanya kebijakan pembatasan. Alhasil, perputaran uang di wilayah menyusut. Mahmud menambahkan, boleh-boleh saja TAPD optimistis. Namun, keyakinan itu harus ditunjukkan dengan langkah. Bagaimana cara mencapai kekuatan anggaran lebih dari Rp 10 triliun. ”Itu angka yang luar biasa. Tinggal kita lihat di akhir tahun. Jangan seperti yang dulu, baik di awal, lalu melorot di akhir,’’ ujarnya.
Pendapat berbeda disampaikan Wakil Ketua DPRD Reni Astuti. Politikus PKS itu menilai, plafon anggaran sementara yang mencapai dua digit layak mendapatkan apresiasi. ”Ini tanda yang optimistis seusai masa krisis,’’ katanya.
Semakin bertambah besar, lanjut dia, bisa berdampak positif bagi masyarakat karena semua sektor diberi perhatian. Mulai pendidikan, kesehatan, hingga infrastruktur. Reni berharap pemkot terus memacu kolaborasi sehingga menghasilkan kebijakan yang berpihak pada rakyat.
Ada sejumlah program besar tahun depan. Salah satunya, beasiswa seragam sekolah untuk siswa SMA/SMK yang MBR. ”Itu usulan dari dewan, saya mulai sejak 2017. Syukurnya, disetujui untuk 2022,’’ ucapnya.