Inovasi Kuliner Turut Dongkrak Pendapatan
Okupansi Hotel Naik, Maksimalkan Semua Bidang Bisnis
SURABAYA – Pelonggaran kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berangsur-angsur diikuti dengan pembukaan tempat wisata. Hal tersebut turut mendorong kemajuan industri perhotelan. Sebab, pariwisata adalah sektor yang paling terpukul sejak pandemi tahun lalu.
Di samping mengandalkan kunjungan tamu yang menginap serta acara-acara yang menyewa ruang seminar, hotel tetap menawarkan menu makanan lewat restorannya. Hal itu diyakini dapat mendongkrak pendapatan hotel yang sempat turun akibat berbagai bentuk pembatasan. ’’Inovasi lewat kuliner itu sebenarnya sudah kita lakukan sejak lama dan akan terus dilakukan,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jatim Dwi Cahyono.
Pendapatan dari penjualan produk kuliner juga terdongkrak lewat penjualan paket seminar di hotel. Dengan begitu, hotel tidak hanya mengandalkan pendapatan dari sewa kamar. Berbagai strategi akan tetap dilanjutkan. Di antaranya, menjual paket bundling sewa kamar dan kuliner, layanan pesan-antar, dan menu khusus untuk perayaan hari besar.
Hingga Agustus, okupansi hotel berbintang di Jatim rata-rata 29,39 persen atau naik dibandingkan Juli yang okupansinya tercatat 26,25 persen. Pada Agustus, hotel bintang dua memiliki okupansi tertinggi dibandingkan hotel berbintang lainnya, yakni 35,42 persen. Ratarata lama menginap tamu pada Agustus sekitar 1,45 hari.
Menurut Dwi, penjualan produk kuliner juga mengakomodasi warga yang sedang menjalani isolasi mandiri. Atau, mereka yang sehat, tapi ingin mencoba makanan yang dimasak dengan standar tinggi dan sangat terjaga kebersihannya khas resto hotel. ’’Ke depan, semuanya akan seperti itu. Jadi, semua bidang bisnis di hotel kita maksimalkan,” imbuh Dwi.
Sementara itu, The Westin Surabaya juga terus menyajikan kuliner yang menjawab kebutuhan masyarakat. Sebab, pada masa pandemi, masyarakat menjadi lebihsadarakanpentingnyakualitas kebersihandankelayakanmakanan sehari-hari. Kualitas hidangan diperhatikan, mulai tahap awal pemilihan bahan, pemasakan, hingga penyajiannya.
Head Chef Magnolia Restaurant The Westin Surabaya John M. Tarigan mengatakan, pihaknya menghadirkan pengalaman bersantap yang unik dan mewah. Kreasi menu yang dihadirkan sengaja dipilih dari khas beberapa negara dengan keunikannya masing-masing. ’’Kami menghadirkan pengalaman kuliner yang baru, unik, dan sesuai dengan pilar dasar kita, ’eat well,’” katanya.
Ke depan, semuanya akan seperti itu. Jadi, semua bidang bisnis di hotel kita maksimalkan.’’
DWI CAHYONO Ketua PHRI Jatim