Belum Temukan Siswa Positif
Selama Pembelajaran Tatap Muka
GRESIK – Pembelajaran tatap muka (PTM) berlangsung kembali sejak 31 Agustus. Dua bulan PTM berjalan, Dinas Kesehatan Pemkab Gresik belum menemukan satu pun sampel yang dinyatakan positif Covid-19. Rencana PTM 100 persen pun muncul.
Saat pembukaan PTM lalu, Bupati Fandi Akhmad Yani memang meminta setiap minggu ada sampling untuk pengecekan status Covid. Yakni, melakukan tes antigen minimal 10–15 warga sekolah.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Gresik Mukhibatul Khusna menyampaikan, sejak awal PTM, pihaknya berkoordinasi dengan dinas pendidikan untuk melakukan sampling tes antigen di sekolah. Hingga saat ini, belum ada yang dinyatakan positif Covid-19, baik guru maupun siswa itu sendiri. ’’Yang kami tes selama ini hasilnya negatif, belum kami temukan yang positif. Semoga begitu terus,’’ ucapnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemkab Gresik S. Hariyanto memastikan, mulai November, dilangsungkan
PTM skala 100 persen. Pihaknya mengaku, selama PTM berjalan, pihak pengawas dan penilik terus melakukan monitoring dan evaluasi. Menurut dia, penerapan protokol kesehatan cukup ketat. ’’Kalau uji coba PTM selama dua bulan ini tidak ada masalah, akan dilanjut dengan PTM 100 persen. Itu sesuai dengan peraturan empat menteri,’’ ujarnya.
Selain PTM, Hariyanto menyebutkan bahwa sejak Senin lalu, sekolah jenjang SMP melaksanakan asesmen nasional berbasis komputer (ANBK). Itu dilakukan untuk mengetahui nilai lembaga sekolah. ’’Ini bukan untuk kelulusan siswa, ya, melainkan untuk menilai lembaga. Namun, sampel pesertanya tetap dengan beberapa siswa,’’ ujarnya.
Terpisah, Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dispendik Nur Maslichah menerangkan, dalam ANBK itu, ada tiga poin yang dilakukan. Yakni, asesmen kompetensi minimum (AKM) untuk mengukur literasi membaca dan numerasi sebagai hasil belajar kognitif siswa, survei karakter untuk mengukur sikap, kebiasaan, dan nilai-nilai sebagai hasil belajar nonkognitif, serta survei lingkungan belajar untuk mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.
’’Hasil asesmen ini nanti dijadikan umpan balik satuan pendidikan maupun dinas pendidikan untuk memperbaiki seluruh sistem pendidikan agar hasil belajar siswa dapat meningkat,’’ tutup Ica, sapaan Nur Maslichah.