Beri Akses Pelatihan untuk Difabel
SURABAYA – Isu pemberdayaan penyandang disabilitas kembali digaungkan. Sejumlah pihak berharap kaum difabel bisa setara dalam mengakses pekerjaan dan pelatihan prakerja. Hal itu ditanggapi oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinakertrans) Jawa Timur. Pihaknya berkomitmen untuk memberikan akses pelatihan dan menerima advokasi masyarakat terkait hal tersebut.
Diskusi mengenai hal itu diadakan secara daring di kanal Zoom kemarin (7/10). Acara tersebut bertajuk Sebuah Inisiatif Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan yang Inklusif. Sejumlah data mengenai isu ketenagakerjaan penyandang disabilitas dipaparkan. Data itu diperoleh dari hasil liputan 15 jurnalis tentang isu ketenagakerjaan pada September lalu.
Anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Beka Ulung Hapsara menanggapi data itu. Dia setuju bahwa faktor tersebut menghambat difabel dalam mencari pekerjaan. Terlebih, stigma masyarakat terhadap penyandang disabilitas belum banyak berubah. Misalnya, dianggap rendah dan tidak mampu oleh non penyandang disabilitas.
Hal tersebut mengakibatkan karier difabel kerap tertinggal oleh nondifabel. Karena itu, Komnas HAM berharap pemerintah memberikan akses pelatihan prakerja yang inklusif. Yakni, bisa sama-sama diikuti oleh difabel dan nondifabel. Mereka diharapkan dapat berinteraksi dan saling memahami. ”Itu juga mencegah diskriminasi terhadap penyandang disabilitas saat bekerja,” ucap Beka.
Saran itu ditanggapi oleh Kepala Disnakertrans Jatim Himawan Estu Bagijo. Dia mengatakan bahwa Pemprov Jatim telah berkomitmen untuk menyediakan pelatihan prakerja bagi difabel. Yakni, melalui balai latihan kerja (BLK) yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Timur. Misalnya, pelatihan kewirausahaan. Hal itu masih berjalan hingga saat ini.