Gelombang Kedua Sasar 2.000 Sampel
Uji Usap Antigen Siswa dan Guru
SIDOARJO – Pemeriksaan swab antigen gelombang pertama untuk siswa di sekolah yang mengadakan pembelajaran tatap muka (PTM) telah berakhir. Total, ada 1.300 sampel yang diperiksa. Hanya lima sampel yang dinyatakan reaktif atau positif. Meski banyak yang mendapat hasil negatif, pemeriksaan uji usap masih berlanjut. Akhir bulan ini pemeriksaan swab antigen gelombang kedua dilakukan.
”Sasarannya bukan hanya siswa, tapi juga guru yang mengajar dalam pembelajaran tatap muka (PTM),” kata Kepala Dinkes Sidoarjo drg Syaf Satriawarman SpPros kemarin (7/10).
Rencananya, 2.000 orang di-swab dalam gelombang kedua ini. Pemeriksaan berlangsung di setiap puskesmas yang berdekatan dengan lokasi sekolah. Sasaran utama pemeriksaan tersebut adalah sekolah yang belum masuk daftar pemeriksaan swab antigen gelombang pertama. Baik itu sekolah negeri maupun swasta. Termasuk sekolah madrasah, mulai jenjang MI, MTs, hingga MA.
Gelombang kedua tidak dapat langsung diselenggarakan setelah tahap pertama tuntas. Sebab, tim berfokus mencapai cakupan vaksinasi dosis pertama sebanyak 70 persen dan vaksinasi bagi lansia 60 persen. Diharapkan, Sidoarjo berstatus PPKM level 1 sesuai dengan ketentuan instruksi menteri dalam negeri (inmendagri).
”Tim juga masih mengejar untuk bulan imunisasi anak sekolah (BIAS). Setelah semua selesai, baik itu vaksinasi maupun BIAS, langsung pemeriksaan swab antigen,” jelasnya. Swab antigen dilakukan demi memastikan tidak ada guru dan siswa yang terpapar Covid-19 selama PTM.
Selain melakukan swab antigen, dinkes masih gencar menyemprot disinfektan di berbagai sekolah. Bukan hanya di kelas, tetapi juga ruang penunjang pembelajaran. Termasuk ruang koperasi sekolah.
Bahkan, vaksinasi untuk remaja usia 12–17 tahun masih berjalan. Siswa yang telah memenuhi syarat bisa langsung mendapat vaksin. ”Selama ini belum ada laporan kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) pada remaja. Tidak ada keluhan berat yang disampaikan,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Sidoarjo M. Atho’illah.