Kenalkan Advokasi Better Equal
Mengenal Lebih Dekat Adinda Cresheilla
SURABAYA – Title sebagai Puteri Indonesia (PI) Jatim 2022 sudah sepekan ini resmi disandang Adinda Cresheilla. Lulusan double degree Bachelor of Communication Deakin University, Melbourne, Australia, itu Jumat (1/10) malam dimahkotai PI 2020 sekaligus Miss Universe Indonesia 2020, Roro Ayu Maulida Putri. Perempuan yang karib disapa Dinda itu mengaku ingin berbuat lebih banyak hal dengan mahkota Tyara Asmita Kirana dan juga selempang PI Jatim 2022 yang kini sudah diembannya sebagai tanggung jawab baru.
’’Semoga dengan mahkota dan selempang ini, aku bisa lebih menginspirasi dan membantu wanita-wanita lain di luar sana,’’ ujarnya kepada Jawa Pos. Keikutsertaan Dinda dalam perhelatan PI Jatim tahun ini merupakan kali kedua. Sebelumnya dia menjajalnya pada 2015. Namun, langkahnya terhenti hanya sampai babak semifinalis 30 besar. Dari situ, pemilik tinggi 170 sentimeter itu mendapat banyak masukan.
’’Karena pada saat itu aku baru lulus SMA dan masih ambisius. Jadi, sama mentor fashion aku diberi saran untuk menuntaskan studi lebih dulu. Dan juga menyiapkan mental supaya kalau join PI lagi nggak sekadar ikut-ikutan. Tapi, betul-betul ready dari segala aspek,’’ paparnya. Keputusan turun gunung lagi di ajang itu pun diakuinya membutuhkan niat dobel dan kesungguhan yang ekstra.
Namun, Dinda sudah bertekad bulat. Sebab, mengikuti PI Jatim adalah salah satu wish list yang sudah lama dituliskannya. Apalagi, dia sudah siap dengan advokasinya, yakni Better Equal. Itu merupakan platform yang diinisiatori Dinda sejak 2020. Awalnya hanya sebatas sosmed campaign untuk menebar awareness pada masyarakat mengenai urgensi kesetaraan gender. Seiring waktu, gerakan itu berkembang menjadi komunitas yang mewadahi perempuan putus sekolah hingga korban pernikahan dini. Mereka diberikan lingkungan yang aman dan nyaman untuk bercerita. Sekaligus dibekali ilmu dan skill sehingga bermetamorfosis menjadi sosok perempuan yang lebih berdaya, mampu bersuara, dan tidak ketinggalan masa.
’’Kami baru saja mengadakan workshop kolaborasi antara Better Equal dan Tempe Movement. Jadi, para perempuan yang terlibat diajarkan cara pengolahan tempe supaya bisa jadi olahan yang lebih beragam sehingga value-nya semakin tinggi. Misalnya, dibuat jadi nachos, pizza, dan cokelat,’’ terang dia. Workshop serupa pun akan terus diselenggarakan demi memberikan skill pada perempuan sehingga bisa berkontribusi bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Bagi Dinda, beauty pageant bukan sekadar ajang mencari yang tercantik, melainkan juga platform yang bisa membantu pemerintah untuk menyampaikan pesanpesan yang ingin mereka beri tahukan. ’’Banyak yang bilang, kalau tahun lalu Jatim sudah menang di PI nasional, tahun berikutnya akan unplace. Aku ingin menerobos kutukan itu,’’ pungkas dia