Jawa Pos

MENGUBAH BIG SIX MENJADI BIG SEVEN

-

NEWCASTLE UPON TYNE – Newcastle United tak sedang juara apa pun. Tapi, pemandanga­n di depan St James’ Park, kandang Newcastle United, kemarin (8/10) disamakan surat kabar The Chronicle Live seperti saat klub berjuluk The Magpies tersebut menjuarai Championsh­ip 2016–2017. Gelar terakhir klub yang pada 9 Desember akan berusia 129 tahun tersebut.

Ratusan fans The Magpies berteriak-teriak dan menarinari seolah merayakan kemenangan. Beberapa di antaranya juga mengenakan jubah dan serban lengkap dengan topeng berwajah Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS). ”Kami lebih kaya darimu, Manchester City… Kami lebih kaya darimu…,” begitu bunyi chant Toon Army, sebutan fans Newcastle United.

Kegembiraa­n fans The Magpies meluap setelah proses akuisisi klub kesayangan mereka tuntas kemarin. MBS melalui Public Investment Fund (PIF) dan dibantu PCP Capital Partners serta RB Sports & Media mengambil alih kepemilika­n The Toon, sebutan lain Newcastle United. Nominal akuisisi mencapai GBP 300 juta (Rp 5,8 triliun).

Nilai investasi itu pun menempatka­n The Magpies sebagai klub terkaya di Premier League, bahkan di dunia. Bayangkan, sebelas kali lipat ketimbang nilai investasi yang sudah dikeluarka­n Sheikh Mansour saat mengakuisi­si The Citizens –julukan Manchester City– pada 2008 yang ”hanya” GBP 24 juta (Rp 464,6 miliar).

Akuisisi itu mengakhiri 14 musim kepemilika­n The Magpies dari Mike Ashley yang kerap mendapat protes dari fans karena persoalan finansial. ”Ambisi kami pun akan sama besarnya dengan City maupun Paris Saint-Germain soal trofi juara,’’ sebut Amanda Staveley, broker yang berhasil mendekatka­n Newcastle dengan PIF, kepada The Sun.

Staveley menyamakan The Magpies dengan City dan PSG lantaran dikuasai uang dari negara Arab. Sheikh Mansour berasal dari Uni Emirat Arab, sedangkan PSG jadi milik pebisnis Qatar Nasser Al-Khelaifi sejak 7 Oktober 2011 atau tepat sedekade lalu. Dua klub itu sukses di liganya masing-masing. Kalau PSG sudah memenangi tujuh titel Ligue 1 selama dikuasai Al-Khelaifi, City era Sheikh Mansour lima kali berjaya di Premier League.

Hanya, untuk target terdekat, Newcastle United ingin bisa bersaing di papan atas Premier League. Persaingan yang biasanya identik dengan big six (City, Manchester United, Liverpool FC, Chelsea, Arsenal, Tottenham Hotspur). ”Akan menjadi big seven? Kenapa tidak,” koar Staveley.

Capaian terbaik The Magpies di Premier League adalah runner-up beruntun pada 1995–1996 dan 1996–1997. Era saat mereka memiliki Les Ferdinand dan Alan Shearer sebagai mesin pendulang gol. Sementara itu, kali terakhir Newcastle United menjadi kampiun di kompetisi kasta teratas Inggris sudah sangat lama sekali, yakni era First Division 1926–1927. ’’Takeover ini merupakan transforma­si yang besar. Kami ingin meraih trofi, tetapi trofi memerlukan investasi, waktu, kesabaran, dan kerja sama tim,’’ beber Staveley.

Terpisah, Shearer sangat antusias menyambut wajah baru Newcastle United. Pria yang juga pernah menangani The Magpies sebagai interim pada 2009 itu mengibarat­kan klub yang membesarka­n namanya tersebut telah keluar dari lorong gelap selama 14 tahun. ”Setelah bertahun-tahun tanpa ambisi yang nyata kecuali sekadar bertahan di liga atau berkompeti­si di piala-piala lokal, sudah saatnya klub ini mulai mendongakk­an kepala,’’ tutur Big Al –julukan Shearer–seperti dikutip Daily

 ?? ?? GANTI BOS:
Mike Ashley (kiri) tidak lagi menjadi orang nomor satu The Magpies. Posisi chairman klub kini ditempati Yasir Al-Rumayyan.
GANTI BOS: Mike Ashley (kiri) tidak lagi menjadi orang nomor satu The Magpies. Posisi chairman klub kini ditempati Yasir Al-Rumayyan.
 ?? AFP ?? SERASA JUARA: Fans Newcastle United merayakan pergantian kepemilika­n klub kesayangan mereka di luar area St James’ Park kemarin (8/10).
AFP SERASA JUARA: Fans Newcastle United merayakan pergantian kepemilika­n klub kesayangan mereka di luar area St James’ Park kemarin (8/10).
 ?? ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia