Antisipasi Keluyuran, Wajib Setor Video saat Pulang ke Rumah
SEBAGIAN sekolah di Kota Pahlawan telah menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM). Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah persebaran virus mematikan itu. Sekolah mengingatkan bahwa PTM merupakan tanggung jawab bersama.
PTM dilakukan di SDN 4 Sidotopo Wetan secara terbatas. Dari 40 siswa, hanya 25 persen yang diperbolehkan masuk dan menjalani tatap muka. Sebagian pembelajaran dilakukan via daring. Kepala SDN 4 Sidotopo Wetan Soenarti menjelaskan bahwa protokol kesehatan (prokes) diterapkan sejak anak masuk dan keluar sekolah. Ada pemeriksaan kesehatan secara rutin. ”Kami juga mengawasi aktivitas anak di luar sekolah,” kata Soenarti.
Menurut dia, sekolah berupaya menjaga agar anak tidak keluyuran. Salah satunya, mewajibkan setiap siswa yang melakoni PTM mengirimkan video. Gambar gerak dikirim setelah anak sampai di rumah. ”Kami ingin memastikan bahwa anak-anak tepat waktu sampai rumah,” tambah Soenarti.
Sejauh ini, kata dia, tidak ada masalah terkait PTM. Sekolah mengaku sudah berkoordinasi dengan wali murid terkait pembelajaran langsung. Orang tua diminta mengawasi anaknya secara ketat.
Terkait dengan adanya siswa yang positif, Ketua MKKS SMP Swasta Surabaya Utara Banu Atmoko mengaku sudah mengetahui hal tersebut. Banu menegaskan bahwa persoalan itu harus dievaluasi. ”Itu bukan sepenuhnya kesalahan sekolah,’’ kata Banu.
Dia mengatakan, keberhasilan PTM menjadi tanggung jawab bersama. Bukan hanya guru. Melainkan, juga wali murid dan lingkungan.
Menurut Banu, pengurus RT/RW juga memiliki kewajiban ikut memantau PTM. Mereka bisa mengajak masyarakat untuk mengawasi aktivitas siswa selama di rumah. Dengan demikian, pencegahan persebaran penyakit bisa dilakukan sejak dini.