Jawa Pos

Ajak Warga Jadi Orang Tua Asuh

Anak-Anak Ikut Rasakan Dampak Pandemi Covid-19

-

SURABAYA – Persebaran virus korona menyisakan duka mendalam. Terutama bagi anak-anak. Dari catatan Lembaga Perlindung­an Anak (LPA) Jatim, selama masa pandemi, sebanyak 36 siswa terancam putus sekolah. Yayasan Embun Surabaya (YES) juga menemukan anak yang menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual.

Sekretaris LPA Jatim M. Isa Ansori merinci asal wilayah 36 anak yang rentan tidak bisa melanjutka­n pendidikan itu. Sebanyak 23 anak tinggal di metropolis.

Selebihnya tersebar di sejumlah kota/ kabupaten lain di Jatim.

Menurut Isa, ada satu faktor utama penyebab anak putus sekolah. Yaitu mereka kehilangan orang tuanya. Saat pandemi, wali murid terpapar wabah tersebut. Hingga meninggal dunia.

Selepas orang tua tutup usia, rentetan persoalan pun datang silih berganti. Salah satunya biaya pendidikan. Siapa yang bakal membayar uang sekolah. ”Ini yang membuat mereka terancam putus sekolah,” ucap Isa.

Beragam solusi telah dirancang. LPA Jatim mengajak warga Surabaya ikut berempati dengan masalah tersebut. Yakni dengan menjadi orang tua asuh.

”Sudah banyak yang mendaftar menjadi orang tua asuh,” jelasnya.

Pemkot juga tidak hanya berpangku tangan. Program bantuan telah disiapkan. Wujudnya pemenuhan seluruh keperluan sekolah bagi pelajar yang tidak mampu. Hingga bantuan sosial (bansos) lain.

Selain siswa rentan putus sekolah, pandemi juga memicu kekerasan dan pelecehan seksual pada anak. Jumlahnya kian bertambah. Yayasan Embun Surabaya (YES) mencatat peningkata­n kasus mencapai 100 persen.

Kenaikan signifikan terjadi saat penerapan Pemberlaku­an Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Awalnya tujuh anak yang menjadi korban. Ketika PPKM berjalan, naik menjadi 15 orang. Mayoritas anak perempuan berusia 1517 tahun paling. Saat ini mereka berada di YES untuk menjalani trauma healing.

Ketua YES Joris Lato menjelaska­n, banyak orang tua yang kehilangan pekerjaan lantaran penerapan PPKM darurat. Tak pelak, kondisi itu membuat psikologis ikut berubah. Mereka lebih cepat marah. ”Orang tua melampiask­an kekesalann­ya kepada sang anak.

Di YES, anak-anak itu mendapatka­n perawatan hingga pulih. Minimal sampai ada pihak keluarga yang mau merawat korban. Sedangkan para pelaku, mereka sudah diamankan kepolisian.

 ?? FOTO ILUSTRASI DIPERAGAKA­N OLEH MODEL - ALLEX QOMARULLA/JAWA POS ?? BUTUH EMPATI: Di masa pandemi, anak rentan mengalami tekanan psikologis karena banyak orang tua kehilangan pekerjaan.
FOTO ILUSTRASI DIPERAGAKA­N OLEH MODEL - ALLEX QOMARULLA/JAWA POS BUTUH EMPATI: Di masa pandemi, anak rentan mengalami tekanan psikologis karena banyak orang tua kehilangan pekerjaan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia