Pelayanan Kesehatan Bergerak di Kangean
Kerja Sama Dinkes Jatim dan Sejumlah Rumah Sakit
KEMENTERIAN Kesehatan bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Dinas Kesehatan Jatim berusaha mewujudkan masyarakat sehat sejahtera di Jatim. Salah satu misinya adalah memberikan pelayanan kesehatan di daerah kepulauan yang relatif sulit mendapatkan akses pelayanan kesehatan sesuai dengan standar.
’’Sesuai arahan Ibu Gubernur, Dinkes Jatim sangat memperhatikan upaya peningkatan akses pelayanan kesehatan masyarakat hingga lingkar terluar Jatim. Sehingga kita buat pelayanan kesehatan bergerak yang mendekatkan, memudahkan, serta meratakan akses pelayanan kesehatan penduduk Jatim di kepulauan. Diharapkan kegiatan ini mampu berkontribusi meningkatkan indeks pembangunan manusia di Jatim,’’ tutur Kadinkes Jatim Dr dr Erwin Astha Triyono SpPD KPTI.
Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Jatim drg Lili Aprilianti juga menyatakan, untuk mengisi kekosongan dokter spesialis, Dinkes Jatim berupaya mendekatkan dan memfasilitasi akses maupun kebutuhan pelayanan tersebut. Kali ini Rumah Sakit (RS) Abuya di Kepulauan Kangean kembali menjadi jujukan. Pelayanan kesehatan itu menyasar masyarakat di sekitar Puskesmas Kangayan, Puskesmas Arjasa, dan RS Abuya.
Tim yang terdiri atas 61 orang itu menjalankan misi di Pulau Kangean pada Sabtu (2/10) hingga Selasa (5/10). Mereka, antara lain, adalah tenaga kesehatan dan dokter spesialis dari rumah sakit yang bekerja sama dengan Dinkes Jatim. Yakni, RSUD dr Soetomo, Surabaya; RS Mata Masyarakat; RS Sumberglagah, Mojokerto; RS Husada Prima, Surabaya; dan RSU M. Noer, Pamekasan.
’’Saya sangat berterima kasih dengan adanya pelayanan kesehatan bergerak (PKB, Red) ini. Terutama rumah sakit yang berkontribusi mengirimkan tenaga spesialisnya untuk memberikan pelayanan di Kepulauan Kangean,’’ ungkap drg Lili saat diwawancara di lokasi, Senin (4/10).
Dia menjelaskan, pelayanan spesialistis yang diberikan di Kepulauan Kangean kebanyakan adalah kasus kesehatan mata. Banyak pula kasus bedah maupun kandungan. Selain pelayanan spesialistis, tim PKB mengadakan kegiatan upaya kesehatan masyarakat (UKM) yang merupakan penyuluhan kesehatan. Kali ini penyuluhan terkait kusta di Kecamatan Kangayan. Ada juga penyuluhan terkait tuberkulosis (TB) di Desa Kalisangka, Pulau Mamburit.
Selain itu, jemput bola vaksinasi Covid-19 digelar. ’’Minat masyarakat untuk vaksin ke puskesmas masih kurang. Akhirnya dibentuklah tim jemput bola. Harapan kami, masyarakat yang lain vaksin karena kesadaran, bukan kebutuhan. Karena mobilitas termasuk tinggi, diharapkan bisa vaksin semua. Dengan lengkap dua dosis,’’ ungkap PJ vaksin dr Dini Martanti saat meninjau vaksinasi di Desa Kalisangka, Pulau Mamburit, Minggu (3/10). Data terakhir menunjukkan, 148 warga berhasil divaksinasi Covid-19.
Selanjutnya, tim juga bergerak ke SDN Pandeman 1, Arjasa, untuk melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, Senin (4/10). Penyuluhan dilakukan di SD agar siswa paham cara membersihkan dan memelihara kesehatan gigi sejak dini. PKB kali ini berhasil melayani 619 warga Kepulauan Kangean.
Perinciannya, vaksinasi Covid-19 ke 148 orang, 52 pelayanan bedah, 46 pelayanan obgin, 88 pelayanan mata, 25 pelayanan dasar, 185 pemeriksaan laboratorium, sosialisasi pencegahan penyakit TBC dan kusta kepada 25 orang, sosialisasi pencegahan stunting kepada 25 orang, serta sosialisasi kesehatan gigi mulut dan PHBS kepada 25 orang. Plus transfer knowledge Neonatus kepada 30 orang.
Sementara itu, dr Mochammad Rizal SpOG dari RSU M. Noer mengaku senang bisa memberikan pelayanan kesehatan dalam misi kemanusiaan tersebut. Dia melakukan pelayanan sesuai dengan bidangnya, yakni obgin. ’’Dalam sehari, rata-rata ada 20 orang yang dilakukan USG sekalian skrining. Dari USG, kita bisa memilah mana yang berisiko tinggi, mana yang aman. Jika berisiko tinggi, kami lakukan tindakan SC
di sana,’’ jelasnya. Karena berkaitan dengan kelahiran atau persalinan SC, lanjut dia, obgin membutuhkan banyak darah. Apabila memungkinkan, dia berharap adanya bank darah di Kepulauan Kangean. Dengan begitu, tindakan medis lebih maksimal, angka kematian ibu juga bisa ditekan.