Pencaker 7 Ribu, Jumlah Loker Hanya 4 Ribu
Akibat Pandemi, Perusahaan Mengurangi Rekrutmen Pekerja
SURABAYA – Dampak persebaran virus korona memang sangat dahsyat. Covid-19 tak hanya menyerang sektor kesehatan. Kondisi perusahaan pun dibuat limbung. Hal itu berimplikasi pada ketersediaan lowongan pekerjaan. Persentasenya tinggal separo.
Turunnya lowongan pekerjaan itu terlihat dari data dinas tenaga kerja (disnaker). Saat virus korona belum menyerang, perusahaan berlomba menambah pegawai. Dalam setahun jumlahnya bisa mencapai 9 ribu lowongan pekerjaan.
Selepas Covid-19 menerjang, situasinya berubah. Ketersediaan lowongan pekerjaan mengalami penyusutan. Turun drastis hingga 50 persen. Saat ini jumlah kesempatan bekerja berkisar 4 ribu.
Kepala Disnaker Achmad Zaini menjelaskan penyebab keterbatasan lowongan pekerjaan itu. Faktor pertama, persebaran virus korona. Selama penerapan PPKM, hanya sektor esensial yang diperbolehkan beroperasi penuh. Selain itu, jumlah karyawan perusahaan yang masuk kerja dibatasi. ”Diminta work from home (WFH),” ucapnya.
Faktor kedua, neraca pendapatan dan pengeluaran perusahaan tidak stabil. Sebab, setiap bulan pelaku industri harus menggaji pegawai. Namun,
pemasukan yang didapatkan lebih kecil. ”Sehingga pilihannya untuk sementara tidak membuka lowongan pekerjaan,” terangnya.
Anjloknya persentase lowongan pekerjaan itu jelas menimbulkan efek lain. Yaitu, mengerek angka pengangguran. Dari data sementara disnaker, angka pencari kerja berkisar 7 ribu orang.
Jumlah itu didasarkan pada warga yang memegang kartu pencari kerja (AK1). Level pendidikannya beragam. Paling banyak setingkat SMA. Ada juga yang lulusan sarjana atau strata 1 (S-1).
Pemkot tak ingin jumlah pencari kerja terus menumpuk. Beragam langkah disusun. Salah satunya, menggelar bursa kerja.
Pada masa pandemi, volume kegiatan itu dibatasi. Semula dalam setahun bisa dihelat sampai tujuh kali. Tahun ini hanya satu kali. ”Kami lakukan secara daring. Peminatnya luar biasa,” paparnya.
Upaya lain lewat kolaborasi. Kasi Penempatan Kerja Disnaker Yuni Tjahjawati mengatakan, saat ini disnaker bekerja sama dengan dinas komunikasi dan informatika (diskominfo). Keduanya merancang aplikasi bagi pencari kerja.
Menurut Yuni, aplikasi itu nanti digunakan perusahaan. Isinya, database warga yang belum bekerja. Dilengkapi data diri serta skill. ”Perusahaan tinggal memilih. Namun, yang diutamakan warga Surabaya,” jelasnya.