Pemkot Gandeng SRC, Bantu Pasarkan Produk Toko Kelontong
1.530 Toko Kelontong Sudah Beralih ke Digital
SURABAYA – Pemulihan ekonomi lokal terus digaungkan pemkot. Salah satunya mendorong toko kelontong memanfaatkan kemajuan teknologi. Pemasaran produk dilakukan secara online. Lewat langkah itu, harapannya pelaku industri kecil mampu meraup untung.
Hal itu disampaikan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat menghadiri Sinau Kelontong Surabaya (SKS) di Hotel Bumi Surabaya kemarin (12/10). Program tersebut diselenggarakan Sampoerna Retail Community (SRC). Menurut dia, pemilik toko kelontong harus memacu kreativitas. Penjualan produk tidak hanya mengandalkan cara lama. Yakni, lewat offline. ”Tapi bisa juga melalui dunia maya,” jelasnya.
Terlebih saat ini ketika virus korona tengah merebak. Pemilik toko kelontong diminta mencari cara agar usahanya tidak mati. ”Terus berinovasi agar tak kalah melawan pandemi,” ucapnya.
Penjualan secara online menjadi jalan keluar. Sebab, produk yang dijual di marketplace atau lewat aplikasi mampu menembus batas wilayah. Misalnya saja, hasil UMKM Surabaya bisa dibeli warga kota lain. Begitu pula sebaliknya.
SRC merancang aplikasi. Nama platform digital itu AyoSRC. Sejauh ini, sudah ada 1.530 toko kelontong yang tergabung dengan aplikasi tersebut. Melalui aplikasi itu, para pemilik toko bisa dengan mudah memasarkan produknya.
Menurut Eri, adanya aplikasi AyoSRC itu menunjukkan kolaborasi. Pemkot menggandeng pihak swasta untuk mempercepat pemulihan ekonomi lokal. ”Kami juga sudah memiliki aplikasi e-Peken yang menampung toko kelontong,” tuturnya.
Sementara itu, Direktur Sampoerna Retail Community Indonesia IX Rima Tanago menyampaikan, toko kelontong adalah penggerak ekonomi di masyarakat. Keberadaannya sangat penting. Lewat program SKS, pihaknya berupaya menguatkan toko kelontong. ”Kita punya visi-misi yang sama untuk memajukan toko kelontong,” ujar Rima.
Tak sekadar merancang aplikasi, SRC juga membuka kelas edukasi. Tahap pertama dihelat di 12 kecamatan. Jumlah itu akan terus bertambah. Materi yang diberikan beragam. Misalnya bagaimana menata barang dagangan agar toko terlihat rapi dan bersih. Dengan begitu, konsumen yang berbelanja menjadi betah dan nyaman.
Juga ada edukasi tentang digitalisasi. Seperti berbelanja pakai aplikasi, menyediakan promosi untuk konsumen melalui aplikasi, dan lain-lain.