Gandeng BPR, Fintech Rambah Deposito Digital
SURABAYA – Akses masyarakat terhadap produk keuangan digital bertambah. Salah satunya, deposito digital. Komunal, perusahaan asal Surabaya, merambah pasar tersebut melalui kerja sama dengan jaringan bank perkreditan rakyat (BPR).
Chief Operating Officer (COO) Komunal Rico Tedyono menyatakan, pihaknya melihat potensi yang tinggi terhadap produk deposito. Sebab, kondisi pandemi membuat potensi ekonomi bergeser ke daerah yang seharusnya bisa ditangkap bank-bank lokal seperti BPR.
’’Yang jadi kendala, BPR tak punya SDM ataupun modal untuk bisa melakukan digitalisasi. Aspek inilah yang menjadi peran kami,’’ ungkapnya di pasca penandatanganan kerja sama Komunal bersama Dewan Pengurus Kota (DPK) Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Surabaya dan Sidoarjo kemarin (13/10).
Produk deposito BPR, lanjut dia, memang sering kali dipandang sebelah mata. Padahal, menanamkan dana di lembaga keuangan itu justru lebih fleksibel daripada bank umum.
Menurut situs Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), tingkat bunga penjaminan bagi BPR pada periode 30 September 2021–28 Januari 2022 ditentukan 6 persen. Hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan suku bunga jaminan bank umum yang hanya mencapai 3,5 persen. ’’Apalagi, produk deposito BPR menetapkan nilai tiketnya bisa senilai Rp 1 juta atau masa tenor satu bulan,’’ ungkap co-founder start-up fintech tersebut.
Rico menambahkan, produk itu cocok untuk investor konservatif. Capaian platform deposito selama satu bulan terakhir juga cukup memuaskan. Dari 50 BPR yang sudah bergabung, dana pihak ketiga yang terkumpul sudah mencapai Rp 20 miliar.
Ketua DPK Perbarindo Surabaya dan Sidoarjo Renny Wulandari menyatakan, kerja sama itu merupakan kesempatan BPR melakukan digitalisasi. Menurut dia, pelaku usaha BPR memang harus mengubah pola pikir untuk menyambut potensi yang ada. ’’Kita tidak bisa berdiam diri melihat perubahan yang ada,” ujarnya.