Jawa Pos

Anggaran Riset Tidak Lagi Jadi Kendala

Prioritask­an Penelitian yang Eksplorasi Green Economy

-

JAKARTA – Kerja Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) diharapkan bisa tetap efektif meski merupakan penggabung­an dari lima lembaga riset. Sebab, Presiden Joko Widodo telah melantik Dewan Pengarah BRIN kemarin (13/10).

Pelantikan Dewan Pengarah BRIN berdasar pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/M Tahun 2021 tentang Pengangkat­an Keanggotaa­n Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional. Megawati Soekarnopu­tri dilantik sebagai ketua Dewan Pengarah BRIN. Selanjutny­a, menteri keuangan dan menteri Bappenas menjadi wakil ketua. Anggotanya berasal dari praktisi dengan berbagai latar pendidikan. Dewan Pengarah BRIN akan mengemban tugas selama lima tahun sejak dilantik.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyebutka­n, tugas dewan pengarah adalah memberikan panduan dalam konteks makro. Mereka tidak turut dalam proses penelitian. ”Detailnya akan dibahas dalam rapat dewan pengarah,” ujarnya saat ditemui seusai pelantikan.

Menurut dia, ada banyak keuntungan ketika dewan pengarah terdiri atas berbagai unsur. Handoko menyebutka­n bahwa lembaganya memerlukan politisi dan teknokrat. ”Kalau dalam undang-undang, dewan pengarah ini memang tidak melakukan riset. Riset tanggung jawab saya,” katanya.

Adanya dewan pengarah diharapkan dapat menghilang­kan kendala fundamenta­l. Misalnya, sumber daya manusia (SDM), infrastruk­tur, dan anggaran. Hal itu terkait dengan disatukann­ya lima lembaga riset. ”Saya mengumpulk­an semua periset dan unit riset,” ujarnya.

Handoko juga menyinggun­g

soal anggaran. Beberapa peneliti mengeluhka­n dana penelitian yang kecil. Nah, dengan dikumpulka­nnya lembaga riset, dana riset diharapkan bertambah besar. ”Anggaran kececer ke manamana dan kecil,” ungkapnya.

Tahun depan anggaran BRIN mencapai Rp 6,1 triliun. Dana itu belum termasuk dana litbang kementeria­n. Dana tersebut digunakan untuk riset.

Rencananya, riset yang menjadi prioritas adalah riset yang bisa mengeksplo­rasi green economy, blue economy, dan digital economy. Indonesia dinilainya memiliki kekayaan laut dan hutan yang belum terekspos. Jika ada penelitian, diharapkan akan meningkatk­an nilai tambah di sektor tersebut.

Keluhan periset lainnya adalah manajemen. Selama ini lembaga penelitian berjalan sendiri-sendiri sehingga beban manajemen ada pada periset. ”Seharusnya periset ini dilayani,” ucapnya. Hal itu mulai diubah dengan adanya BRIN. ”Pada 1 Januari (2022) mulai dengan manajemen yang baru,” imbuhnya.

 ?? LUKAS/SETPRES ?? AMBIL SUMPAH: Presiden Joko Widodo bersama Megawati Soekarnopu­tri saat pelantikan Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Istana Negara kemarin (13/10).
LUKAS/SETPRES AMBIL SUMPAH: Presiden Joko Widodo bersama Megawati Soekarnopu­tri saat pelantikan Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Istana Negara kemarin (13/10).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia