Produksi Blok Rokan Tidak Boleh Turun
JAKARTA – Produksi Blok Rokan harus optimal. Menteri ESDM Arifin Tasrif menuturkan, Blok Rokan yang sebelumnya dikelola perusahaan multinasional selama 97 tahun itu masih potensial menghasilkan minyak dan gas bumi. Karena itu, kegiatan eksplorasi harus dimasifkan.
’’Blok Rokan diyakini masih memiliki sumber migas yang potensial untuk ke depan. Jadi, manajemen Pertamina harus melakukan eksplorasi drilling yang masif untuk bisa meningkatkan produksi lagi. Kalau dulu ada program steam flood, mungkin ke depan ada chemical enhanced oil recovery (CEOR),” ujarnya.
Selain kegiatan eksplorasi dengan menambah sumursumur baru, Arifin mengapresiasi upaya efisiensi dan penerapan teknologi dalam kegiatan produksinya. Misalnya, yang diterapkan di pusat digitalisasi integrated optimization decision support center (IODSC) untuk meningkatkan produksi.
Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan (PHR) Jaffee A. Suardin menambahkan, fasilitas CGS 10 merupakan stasiun pengumpul minyak terbesar di Lapangan Duri. Mereka mengolah sekitar 240 ribu barel fluida per hari dan memproduksi minyak sebanyak 20 ribu barel per hari. Lapangan Duri merupakan salah satu lapangan injeksi uap terbesar di dunia yang berteknologi tinggi dan ramah lingkungan. ’’Teknologi ini terbukti berhasil meningkatkan kinerja produksi Lapangan Duri lima kali lebih baik dibandingkan teknologi konvensional,” ujarnya.
Blok Rokan merupakan salah satu WK migas terbesar di Indonesia. Luas wilayahnya mencapai 6.220,29 kilometer persegi dengan 10 lapangan utama. Yaitu, Minas, Duri, Bangko, Bekasap, Balam South, Kota Batak, Petani, Lematang, Petapahan, dan Pager. Cadangannya merujuk status 1 Januari 2020, minyak 350,73 MMSTB (juta stok tank barel) dan gas bumi 9.071 BSCF.