Jawa Pos

Syarat Terus Diperbarui, Rajin Cek Situs Resmi Negara Tujuan

-

BERLIBUR ke luar negeri tidak sama lagi dengan sebelum pandemi. Lebih banyak yang harus dipersiapk­an. Konjen AS di Surabaya yang diwakili Asisten Bagian Media Yehezkiel Tumewu menjelaska­n bahwa AS telah membuka border mereka. Namun, ada beberapa aturan terbaru mengenai traveling ke Negeri Paman Sam itu.

Terhitung mulai 26 Januari 2021, warga dan penduduk AS yang hendak masuk Negeri Paman Sam tersebut wajib menunjukka­n hasil tes negatif Covid-19 yang diambil dalam tiga hari sebelum berangkat. Mereka juga wajib mendapat vaksin penuh dua dosis. Agar lebih jelas, dia menyaranka­n calon traveler memperhati­kan keterangan di situs Centers for Disease Control and Prevention (CDC) AS.

Melihat ada peluang untuk masuk AS, pengusaha asal Jakarta Omar Karim Prawiraneg­ara memanfaatk­an kesempatan tersebut. Omar mengunjung­i AS sejak 22 Juni 2021 dan belum pulang hingga sekarang karena sedang mengerjaka­n proyek bisnis bersama rekannya.

Saat pergi ke AS, Omar sempat transit di Turki. Selain paspor, visa, dan tiket kembali, dokumen hasil negatif Covid-19 melalui tes PCR juga harus dilampirka­n. ’’Tapi, sekarang sudah berlaku aturan wajib vaksin saat ke AS,” papar co-founder Dua Coffee itu. Dia sudah mendapat suntikan Sinovac dosis penuh.

Omar sempat merasa cemas. Sebab, itu adalah perjalanan ke luar negeri pertamanya saat pandemi. Alhasil, dia tidak melepas masker sedikit pun kecuali saat makan. Dia juga membawa perintilan seperti hand sanitizer, masker cadangan, hingga tisu steril. Namun, dia terkejut saat tiba di negara adidaya itu. ”Orang di AS ternyata lebih santai. Mereka pakai masker hanya di area ruang tertutup atau indoor,” ungkap bapak satu anak itu.

Nur Syamsiyah punya cerita berbeda. Dia mendapat beasiswa kuliah di Lund University, Swedia, dan berangkat tahun lalu. Saat itu, pelajar dan keluarga diperboleh­kan masuk Swedia. Dulu, dia hanya membawa hasil rapid test antigen Covid-19. Juga tidak ada kewajiban karantina mandiri. ”Sekarang berubah. Wajib vaksin dua dosis dan menunjukka­n hasil tes PCR yang tak kurang dari 72 jam,” kata alumnus sosiologi Universita­s Airlangga itu.

Musim panas kemarin, mereka memutuskan keliling Eropa. Tepatnya Juli hingga Agustus tahun ini. Mereka menyambang­i tujuh negara. Selama perjalanan, mereka menggunaka­n EU Digital Covid Certificat­e yang berlaku di Uni Eropa. Isinya sejumlah dokumen. Mulai sertifikat vaksinasi, sertifikat hasil tes negatif PCR, hingga bukti pernah terkena Covid-19 dan sudah sembuh. Mereka memang sempat terinfeksi Covid-19 di Swedia, tetapi sudah dinyatakan pulih.

Mereka menyaranka­n untuk rajin cek website Kementeria­n Kesehatan di negara tujuan saat tur di Eropa. ”Karena aturannya bisa berubahuba­h dalam beberapa hari,” papar Syam. Tips lainnya adalah rutin deteksi Covid-19 dengan antigen atau tes PCR saat berpindah negara. Di Eropa, tes itu gratis. Namun, mereka harus memesan tiket secara daring untuk mendapat antrean.

 ?? NUR SYAMSIYAH FOR JAWA POS ?? TETAP BUKA: Nur Syamsiah bersama sang suami di depan area Musée de Louvre awal September lalu.
NUR SYAMSIYAH FOR JAWA POS TETAP BUKA: Nur Syamsiah bersama sang suami di depan area Musée de Louvre awal September lalu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia