KEPUTUSAN WASIT KEMBALI DIPERTANYAKAN
Alberts: COO Bhayangkara FC Saya Pastikan Tidak Meludah
MAGELANG – Polemik tentang kejadian COO Bhayangkara FC Sumardji ”meludahi” pelatih Persib Bandung Robert Rene Alberts selesai. Kemarin (17/10) pelatih asal Belanda itu mengklarifikasi bahwa tidak ada kejadian dirinya diludahi. Masalah tersebut juga sudah selesai karena baik pihak Sumardji maupun dirinya saling memaafkan.
”Dan saya pastikan COO mendatangi saya dengan rasa emosional. Tetapi bukan meludah,” tegasnya kemarin. Alberts membenarkan bahwa dalam tayangan video Sumardji seperti meludahinya. Tapi, kenyataan di lapangan tidak seperti itu. ”Dia seperti ingin menyampaikan sesuatu. Yang ada, dia mendekat ke saya,” paparnya.
Mantan pelatih PSM Makassar tersebut menegaskan, sudah tidak ada masalah lagi. Alberts dan Sumardji sudah saling memaafkan. ”Apa yang terjadi di dalam lapangan semuanya selesai. Kami kembali seperti teman pada umumnya,” ucap dia.
Sementara itu, Sumardji menyatakan, tidak pernah ada niat dirinya meludahi Alberts. Dia melakukan tindakan tersebut karena ingin meminta klarifikasi saja dari pelatih asal Belanda itu. ”Saya tidak mungkin melakukan hal sekonyol itu,” ujarnya.
Mantan Kapolresta Sidoarjo tersebut menambahkan, gestur meludah itu muncul karena Alberts lebih tinggi darinya. Dia hanya mencoba mendekatkan wajahnya ke Alberts KLIR: Robert Rene Alberts menyatakan sudah tidak ada masalah dengan COO Bhayangkara FC Sumardji. yang lebih tinggi. ”Saya mendekat ke wajahnya untuk mengklarifikasi apa yang dia ucapkan sebelumnya. Namun, yang keluar justru narasinya berbeda,” jelasnya.
Sumardji menerangkan, dalam pertandingan Bhayangkara FC melawan Persib Bandung Sabtu (16/10) lalu, Alberts berkali-kali mengucapkan kata-kata yang tidak pantas kepada timnya. ”Dia menuduh polisi mengatur pertandingan. Makanya, itu yang saya pertanyakan maksudnya apa. Seharusnya Alberts dan ofisial jangan membawabawa nama institusi,” tuturnya.
SOLO – Kiper Persija Andritany Ardhiyasa langsung berlari menuju wasit Oki Dwi Putra ketika gol Marko Simic dianulir pada injury time. Sebagai kapten, dia tidak terima gol tersebut dianulir. Bagi dia dan tim, gol itu sah.
Bahkan, setelah pertandingan, Andritany belum berhenti melakukan protes. Dia terus berbicara kepada Oki. ’’Karena tiap kali wasit Oki yang memimpin, Persija selalu dirugikan. Bisa dilihat beberapa pertandingan kami yang wasitnya Oki,’’ ujar Andritany setelah pertandingan.
Ya, penjaga gawang yang akrab disapa Bagol itu wajar melakukan protes keras. Sebab, gol itu yang bisa menyelamatkan Persija dari kekalahan perdana di BRI Liga 1 2021–2022. Gol tersebut bisa menyamakan kedudukan atas lawannya, Arema FC, di Stadion Manahan, Solo, kemarin (17/10) setelah kebobolan lebih dulu pada menit ke-33 melalui tendangan melengkung Carlos Fortes.
’’Kami harus lebih hati-hati dan memberikan tekanan lebih kepada wasit agar tidak sembarangan lagi kepada Persija,’’ tegasnya. Andritany juga mempertanyakan kenapa wasit seperti Oki masih ditunjuk untuk memimpin pertandingan di BRI Liga 1. ’’Disanksi atau tidak, saya serahkan kepada Komite Wasit PSSI. Tapi, kalian bisa menilai sendiri bagaimana kepemimpinannya tadi (kemarin),’’ lanjutnya.
Kekecewaan terhadap kepemimpinan wasit juga disampaikan pelatih Persija Angelo Alessio. Menurut dia, skuadnya bermain lebih baik dari Arema FC. Layak menang. ’’Saya sulit berkata-kata soal wasit. Kami tidak butuh bantuan dari wasit. Kami hanya butuh laga yang adil,’’ harapnya.
Selain gol yang dianulir, Alessio menyebut Macan Kemayoran seharusnya mendapat hadiah penalti pada babak pertama. Lalu, dia juga heran dengan perpanjangan waktu babak kedua yang hanya tiga menit. ’’Banyak pelanggaran di lapangan, kenapa tambahan waktu hanya tiga menit,’’ ujarnya.
Alessio menegaskan, dirinya bukan tipikal pelatih cengeng. Bukan tipikal pelatih yang mencari alasan tiap kali timnya kalah. ’’Tapi hari ini (kemarin) kami tidak layak kalah,’’ jelasnya. Di seri 1 lalu, beberapa kali keputusan wasit juga mendapatkan protes dari peserta kompetisi.
Di luar kontroversi keputusan wasit, dalam laga tadi malam Persija gagal memanfaatkan keunggulan jumlah pemain. Tepatnya pada menit ke-68 ketika striker Arema Kushedya Hari Yudo mendapat kartu kuning kedua.
Karena itulah, pelatih Arema FC Eduardo Almeida enggan mengomentari soal wasit. Dia juga tidak mau bicara apakah kartu kuning kedua bagi Yudo itu layak atau tidak. ’’Dia (wasit) punya pekerjaan sendiri. Saya juga begitu. Kami lakukan tugas masing-masing,’’ paparnya.
Yang terpenting, kemenangan kemarin sangat penting. Dia pun mengapresiasi kerja keras pemainnya. ’’Mereka bertarung habis-habisan meski kalah jumlah pemain. Mereka layak mendapatkan kemenangan ini,’’ bebernya.
Di pertandingan sebelumnya, Bali United juga merasakan kekalahan perdana musim ini setelah ditundukkan PSM Makassar dengan skor 1-2 di Stadion Sultan Agung, Bantul, kemarin sore.
PSM Unggul melalui Azka Fauzi (66’) dan eksekusi penalti Serif Hasic (77’). PSM mendapat hadiah penalti setelah M. Rizky dilanggar Stefano Lilipaly di dalam kotak penalti. Sedangkan Bali United hanya membalas satu gol, juga dari penalti yang dieksekusi Ilija Spasojevic (79’). Kini, Lilipaly menjadi aktor di balik Bali United dapat penalti setelah dilanggar kiper PSM Hilmansyah. ’’Kami memang mempersiapkan diri dengan baik di laga ini. Bisa lihat dari permainan pemain. Saya mau terima kasih atas perjuangannya,’’ kata pelatih PSM Makassar Milomir Seslija.
Sementara itu, Persikabo 1973 berpesta tiga gol tanpa balas ke gawang Borneo FC lewat gol yang dilesakkan Dimas Drajad (7’), Sergey Pushnyakov (26’), dan Firza Andika (49’).