Harimau Direhabilitasi tanpa Menghilangkan Insting Liarnya
JAMBI – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi telah mengevakuasi harimau sumatera korban konflik. Dari desa di Kabupaten Merangin, selanjutnya binatang yang dilindungi tersebut dibawa ke tempat penyelamatan satwa BKSDA Jambi di Mendalo, Kabupaten Muaro Jambi.
Harimau saat ini masih liar. BKSDA Jambi akan melakukan rehabilitasi dengan tetap menjaga insting liarnya. Harimau itu diharapkan dapat dikembalikan ke habitat alamiahnya nanti.
”Diperkirakan, penyebab harimau menyerang warga sekitar adalah habitatnya yang terganggu. Berdasar informasi yang kami terima, di Desa Guguk itu ada sekitar 25 orang yang memasuki habitat harimau untuk melakukan aktivitas penambangan ilegal,” ungkap Sahron, koordinator penyelamatan satwa BKSDA, saat konferensi pers di TPS BKSDA Mendalo, Jambi, kemarin (17/10) seperti dilansir Jambi Ekspres.
Harimau yang diselamatkan berjenis kelamin betina dengan panjang 180 sentimeter dan umur sekitar 10–12 tahun. Di kaki depan sebelah kanan, terdapat luka bekas jerat dengan kondisi badan kurus, lemah, dan memprihatinkan.
Pada saat evakuasi, tidak dilakukan pembiusan karena kondisi harimau. Yang dilakukan adalah pemberian makan dan vitamin. Selanjutnya, harimau itu diperiksa dan ternyata sudah beberapa waktu tidak mendapatkan makanan. Pemeriksaan laboratorium lengkap juga akan dilakukan untuk mengetahui kondisi mendalam kesehatan harimau tersebut.
Harimau itu terlibat konflik dengan warga yang mengakibatkan dua korban meninggal dan satu orang luka-luka sejak September. Lokasi kejadian pertama merupakanhutanDesaGuguk.Insiden kedua dan ketiga terjadi di kebun karet milikwargadiDesaAirBatudanMarus Jaya.