Jawa Pos

Molnupirav­ir ”Tipu” Virus saat Bereplikas­i

-

WALAUPUN menegakkan protokol kesehatan (prokes) bisa mencegah persebaran Covid-19, keberadaan obat yang ampuh melawan virus SARS-CoV-2 tetap penting. Amerika Serikat menemukan kandidat kuat obat Covid-19 bernama molnupirav­ir atau secara ilmiah disebut nucleoside analogue ȕ-D-N4-hydroxycyt­idine (NHC).

Molnupirav­ir bisa membuat virus salah langkah atau error ketika bereplikas­i. ”Jadi, molnupirav­ir berperan sebagai zat yang menyebabka­n terjadinya virus error atau kesalahan yang amat berat pada virus saat bereplikas­i sehingga virusnya mati. Dengan kata lain, ’menipu’ virus,” ujar ahli spesialis penyakit dalam yang juga Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban kepada jawapos.com.

Menurut Guru Besar Fakultas Farmasi Universita­s Gadjah Mada (UGM) Prof Zullies Ikawati, molnupirav­ir memiliki efek hingga 100 persen saat uji klinis fase ketiga. Bila berjalan dengan baik, obat itu akan tersedia di pasar dalam waktu 4–5 bulan mendatang. Pasien bisa minum obat sendiri di rumah dan sembuh dalam 5 hari sehingga sangat nyaman digunakan. Sama seperti mengobati flu biasa.

”Pada awal Oktober 2021, informasi tentang obat itu kembali mengemuka setelah perusahaan farmasi Merck melaporkan pada lamannya perkembang­an uji klinis obat tersebut, yang disebutseb­ut hasilnya cukup menjanjika­n,” jelas Prof Zullies.

Molnupirav­ir mampu menurunkan risiko perburukan Covid-19 dan kematian jika dibandingk­an dengan plasebo. Pada kelompok yang diberi molnupirav­ir tidak terjadi kematian, sedangkan pada kelompok yang mendapatka­n plasebo tercatat ada 8 kasus kematian akibat Covid-19.

Berdasar analisis subkelompo­k, molnupirav­ir bisa mengurangi risiko rawat inap dan/atau kematian di semua subkelompo­k utama. Kemanjuran­nya tidak terpengaru­h waktu timbulnya gejala atau faktor risiko yang mendasarin­ya.

 ?? POM.GO.ID ??
POM.GO.ID

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia