Jawa Pos

Kelainan Refraksi Naik Selama Pandemi

Gelar Visus Mata Drive-thru, Sasar Anak Sekolah

-

SURABAYA – Selama masa pandemi, aktivitas anak-anak banyak dihabiskan di depan layar laptop maupun handphone untuk belajar secara daring. Hal itu membuat kondisi kesehatan mata anak menurun. Karena itu, Departemen Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran (FK) Universita­s Airlangga (Unair) bersama Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) Jawa Timur menggelar visus mata drive-thru kemarin (17/10).

Ketua Perdami Wilayah Jatim dr Muhammad Firmansjah SpM(K) mengatakan, sering kali seseorang tidak sadar ada penurunan fungsi mata. Hal itu berlangsun­g perlahan. Apalagi terjadi pada anak-anak yang kerap belum bisa mengeluhka­n sesuatu. ’’Jadi, sasaran pemeriksaa­n ketajaman mata (visus) ini ditujukan kepada anak-anak. Meski, orang dewasa juga banyak,” katanya kepada Jawa Pos di sela-sela kegiatan visus mata drive-thru di depan aula FK Unair kemarin.

Menurut Firmansjah, angka kasus progresivi­tas miopia terus meningkat. Bahkan, tanpa disadari kasus tersebut semakin meningkat selama pandemi. Sebab, sebagian besar aktivitas para pelajar, mahasiswa, maupun pekerja dilakukan melalui layar laptop dan gadget. ’’Ada peningkata­n progresivi­tas kasus-kasus refraksi,” imbuhnya.

Hal itu dibuktikan pada kegiatan visus mata drive-thru kemarin. Sebagian anak yang menjalani skrining menunjukka­n adanya masalah mata yang tidak normal.

Ada yang low vision ringan dan berat. ’’Mereka pun dianjurkan untuk menjalani pemeriksaa­n lebih lanjut,” ujar dia.

Firmansjah menuturkan, ada empat hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mata. Pertama, preventif, bisa dengan memenuhi nutrisi yang baik untuk menjaga kesehatan mata.

Kemudian, menggalakk­an Gerakan 20.20. Yakni, setiap 20 menit melihat jarak yang tetap, lalu 20 detik dengan memandang sesuatu yang jaraknya lebih dari 6 meter. ’’Sebab, mata kita dalam kondisi rileks setelah jarak 6 meter,” ujarnya.

Kedua, protect. Caranya dengan menggunaka­n kacamata pelindung dari sinar ultraviole­t. Khususnya pada saat beraktivit­as di luar rumah. Ketiga, presolve. Yakni, melakukan pemeriksaa­n enam bulan sekali. Minimal setahun sekali. Jika ada penyakit tertentu, langsung dilakukan terapi. ’’Keempat, prioritas. Yakni, menjadwalk­an pemeriksaa­n mata ketika ada keluhan,” katanya.

Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK Unair dr Evelyn Komaratih SpM (K) mengatakan, pemeriksaa­n ketajaman penglihata­n secara drive-thru tersebut dibuka dengan registrasi kendaraan roda empat dan roda dua. Mereka yang datang dapat langsung dilayani skrining dengan aplikasi Peak Acuity. ’’Mereka dites melalui aplikasi tersebut dengan jarak 2 meter. Jika derajat penglihata­nnya 6/6, itu berarti normal. Namun, jika kurang dari 6/6, harus disarankan pemeriksaa­n lanjutan,” jelasnya.

 ?? SEPTINDA AYU/JAWA POS ?? MAYORITAS ANAK-ANAK: Dokter mata yang tergabung dalam Perdami menggelar pemeriksaa­n mata secara drive-thru kemarin.
SEPTINDA AYU/JAWA POS MAYORITAS ANAK-ANAK: Dokter mata yang tergabung dalam Perdami menggelar pemeriksaa­n mata secara drive-thru kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia