Penyintas Tetap Perlu Vaksinasi
Penting untuk Membangun Herd Immunity
JURU Bicara Pemerintah dalam Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro mengatakan bahwa perbaikan kondisi pandemi Covid-19 terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Dia berharap kondisi tersebut dapat terus dipertahankan sehingga menimbulkan perasaan yang nyaman dan gembira pada masyarakat.
”Karena ajaran agama dan orang tua sering memberikan pesan bahwa hati yang gembira adalah obat,” ujarnya.
Selain itu, masyarakat harus ikut menyukseskan program vaksinasi yang digelar pemerintah di berbagai tempat. Bahkan, hingga ke tingkat rukun warga (RW) dan pelosok daerah terluar Indonesia.
Reisa menyebutkan bahwa vaksinasi tidak hanya untuk melindungi dari terpapar Covid-19, tetapi juga penting bagi yang pernah terpapar Covid-19. Namun, vaksin untuk penyintas dilakukan tiga bulan setelah pasien dinyatakan negatif virus korona. ”Mengapa demikian? Karena penyintas ini memiliki antibodi alami yang terbentuk,” tuturnya.
Rentang waktu tersebut berlaku bagi seluruh penyintas Covid-19, baik yang sudah mendapat vaksinasi dosis pertama maupun yang sama sekali belum divaksin. Mereka harus menunggu tiga bulan untuk mendapatkan vaksinasi.
Meski penyintas Covid-19 memiliki kekebalan tubuh alami, para ahli tetap menyarankan agar penyintas melengkapi dosis vaksinasi supaya pertahanan tubuh makin sempurna. Namun, jika sudah mendapat vaksinasi dua dosis dan tetap terinfeksi virus korona, kata Reisa, setelah sembuh orang tersebut tak perlu divaksin ulang.
Pasalnya, seseorang yang sudah divaksin lengkap dan terpapar Covid-19 telah memiliki kekebalan tubuh untuk melawan virus. ”Jadi, tidak perlu divaksin ulang sampai saat ini, tetap melanjutkan prokes, dan tingkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Vaksinasi penting untuk membangun kekebalan komunal atau herd immunity. Sementara itu, kekebalan komunal terbangun dari imunitas individu,” sebutnya.
Dokter Reisa memastikan bahwa vaksin yang digunakan di Indonesia terbukti efektif, aman, diakui oleh World Health Organization (WHO), disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta disarankan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Dia berharap masyarakat tidak termakan hoaks mengenai vaksin yang banyak beredar di medsos. Melalui sejumlah penelitian yang dilakukan oleh lembagalembaga kompeten, vaksin terbukti mampu melindungi dari risiko terpapar, risiko keparahan, dan risiko kematian akibat Covid-19. ”Jadi apabila semuanya membangun kekebalan pribadi karena vaksinasi, kita bersama kemudian membentuk secara kolektif, membangun kekebalan bersama untuk melawan virus korona penyebab Covid-19,” jelasnya.
Untuk perkembangan program vaksinasi per 17 Oktober 2021, penerima vaksinasi pertama bertambah 1.205.284 orang dengan totalnya melebihi 106 juta orang atau 106.669.970 orang. Penerima vaksinasi kedua bertambah 769.861 orang dan totalnya meningkat melebihi 62 juta orang atau angka tepatnya 62.166.916 orang.
Penerima vaksinasi ketiga bertambah 12.711 orang dan kumulatifnya melebihi 1 juta orang atau 1.065.416 orang. Target sasaran vaksinasi berada di angka 208.265.720 orang.