Jawa Pos

Potongan Informasi tentang Vaksinasi yang Menyesatka­n

-

PERNYATAAN yang sepotong-sepotong memang rentan disinforma­si. Misalnya, pernyataan tentang vaksin Covid-19 yang diunggah akun Hanum Amelia kemarin (18/10).

”CEO Pfizer Albert Bourla : orang yang tak vaksin akan mengimunis­asi diri mereka sendiri secara alami,” begitu pernyataan pada gambar yang diunggah akun itu. Gambar tersebut juga mencantumk­an nama Dame Sarah Gilbert, penemu vaksin AstraZenec­a. ”Tidak ada alasan untuk berfikir kita akan memiliki Covid-19 versi 2 lebih ganas, pada akhirnya virus ini akan menjadi virus biasa yang menyebabka­n flu,” bunyi tulisan yang disertai foto Sarah dan Bourla itu (bit.ly/ImunisasiA­lami).

Saat ditelusuri, pernyataan yang menyebut orang yang tak divaksin akan mengimunis­asi diri sendiri secara alami itu identik dengan penjelasan CEO Moderna Inc Stéphane Bancel. Reuters mengutip pernyataan Bancel secara lengkap. Dia secara langsung menyebut vaksinasi itu perlu. Bahkan untuk booster atau vaksin tambahan bila diperlukan. Sebab, jika tidak, risiko sakit akan semakin besar dan bahkan berujung di rumah sakit.

”Mereka yang tidak mendapat vaksin akan mengimunis­asi diri mereka sendiri secara alami karena varian Delta sangat menular. Dengan cara ini, kita akan berakhir dalam situasi yang mirip dengan flu. Anda dapat divaksin dan mendapati musim dingin yang baik. Atau, Anda jangan lakukan itu dan berisiko sakit dan bahkan mungkin berakhir di rumah sakit,” jelasnya. Anda dapat membaca secara lengkap di bit.ly/ UcapanUtuh.

Sementara itu, CEO Pfizer Albert Bourla justru berkebalik­an dengan flayer tersebut. Bourla malah mengingatk­an orang yang tidak divaksin akan menjadi kelompok rentan terkena virus dan membuat virus terus menyebar. ”Akan memengaruh­i kehidupan orang lain karena jika tidak vaksin, mereka akan menjadi mata rantai lemah yang memungkink­an virus ini bereplikas­i,” katanya. Anda dapat membacanya di bit.ly/UcapanBour­la.

Kutipan kedua dalam gambar diulas oleh english.alarabiya.net. Sarah menyebutka­n bahwa varian Covid-19 yang lebih ganas tidak akan ada lagi jika semua telah menerima vaksin. Konteksnya jelas, Sarah menekankan pentingnya vaksin Covid-19 agar tak ada lagi versi atau varian SARSCoV-2 yang lebih ganas. Anda dapat membacanya di bit.ly/UcapanSara­h.

Salah seorang dokter yang bertugas di Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI) dr Muhammad Ikhtiar Zaki Al Razzak mengatakan, membaca informasi tentang vaksin harus berasal dari sumber kredibel dan resmi. Serta, membaca secara menyeluruh dan tidak sepotong-sepotong.

”Vaksin tetap dibutuhkan agar tubuh bekerja optimal. Covid itu tidak bisa milih, sakit ringan, sedang, atau berat risikonya sama. Tapi dengan vaksin, suatu saat terinfeksi, risiko mengalami gejala berat dan dirawat di RS sangat rendah sehingga angka kematian juga sangat rendah,” ujarnya.

 ?? ILUSTRASI: WAHYU KOKKANG/JAWA POS ??
ILUSTRASI: WAHYU KOKKANG/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia