Tantangan Vaksinasi
Hasil survei The Republic Institute yang dilakukan pertengahan September 2021 cukup menggelitik untuk dikaji. Di Jawa Timur, mereka menemukan data bahwa 20,4 persen responden masih menolak vaksinasi Covid-19. Jika di-break down lagi, mayoritas yang menolak berasal dari Pulau Madura. Memang posisi kedua diduduki Bondowoso. Namun, mayoritas warga Bondowoso pun berkultur Madura. Secara terperinci, posisi teratas yang menolak vaksin adalah responden di Kabupaten Pamekasan (50 persen), Bondowoso (47,8 persen), Bangkalan (37,5 persen), Sampang (36,4 persen), dan Sumenep (32,1 persen).
Hasil survei yang memiliki margin of error 2,8 persen itu sesungguhnya bisa dikaitkan dengan banyak hal. Apalagi jika dihubungkan dengan tingkat pendidikan. Sebab, dari survei tersebut, mayoritas responden yang menerima program vaksinasi itu punya latar belakang pendidikan perguruan tinggi atau SMA. Sebaliknya, yang menolak vaksinasi rata-rata memiliki pendidikan SD atau tidak sekolah.
Temuan The Republic Institute tersebut harus dilihat dari perspektif positif. Pemerintah perlu menggunakan strategi baru agar sosialisasi tentang manfaat vaksin bisa diterima semua kalangan. Termasuk mereka yang berpendidikan rendah. Pendekatannya harus khusus. Memperhatikan budaya lokal. Misalnya dengan menggandeng tokoh masyarakat setempat.
Responden yang menolak vaksin memiliki kepercayaan yang rendah terhadap pemerintah. Mereka tidak percaya bahwa vaksin akan melindungi diri dari Covid-19. Bahkan, masih ada yang tidak percaya bahwa Covid-19 benar-benar ada! Yang mereka dengar justru dampak-dampak negatif akibat vaksinasi. Di sinilah terletak tantangannya.
Pemerintah harus lebih kreatif menyosialisasikan vaksin sampai ke daerah pelosok. Gunakan budaya lokal. Jangan menjejali warga dengan istilah-istilah yang sulit dipahami. Kata tracing, treatment, atau positivity rate tentu sulit dipahami masyarakat awam.
Harus diakui, pemerintah sering terseokseok ketika ingin mendekati warga Madura. Penutupan Jembatan Suramadu beberapa waktu lalu misalnya. Upaya yang sejatinya bertujuan memutus persebaran Covid-19 itu malah memicu kerusuhan. Warga Madura menolak dan melawan.
Tapi, tentu saja kita harus fair. Di luar hasil survei tersebut, pemerintah berhasil meredam kasus Covid-19 untuk saat ini. Cakupan vaksinasi juga makin luas. Jumlah pasien Covid-19 terus berkurang signifikan. Berbagai pengetatan juga mulai dilonggarkan.