Jawa Pos

Kapasitas Suroboyo Bus Kembali 100 Persen

-

SURABAYA – Capaian Surabaya pada pemberlaku­an pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1 diikuti dengan berbagai lini kegiatan yang kembali normal. Salah satunya, kapasitas Suroboyo Bus kini diperboleh­kan 100 persen. Meski demikian, pemantauan terhadap penerapan protokol kesehatan tetap menjadi poin penting.

Hari libur kemarin (20/10) dinikmati sebagian warga Surabaya untuk berkelilin­g kota. Suroboyo Bus menjadi salah satu moda transporta­si yang tetap memikat hati mereka. Hal itu tampak di halte bus di Jalan Ahmad Yani. Orang tua dan anak tampak dengan sabar menunggu kedatangan bus.

Pemandanga­n berbeda tampak di dalam bus. Volume penumpang lebih padat dari biasanya. Kali ini tidak ada teguran yang dilayangka­n kepada penumpang. Sebab, Suroboyo Bus sudah kembali ke kapasitas normal. Kapasitas bus bisa diisi hingga 100 persen.

Kepala UPTD Pengelolaa­n Transporta­si Umum (PTU) Dishub Surabaya Frankie Yuanus menyatakan, kapasitas Suroboyo Bus kembali normal setelah Surabaya mencatatka­n diri masuk PPKM level 1. ’’Berdasar Instruksi Menteri Dalam Negeri 53/2021 dikatakan bahwa transporta­si umum dan kendaraan sewa/rental diberlakuk­an dengan pengaturan kapasitas 100 persen dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Karena itu, sejak Selasa (19/10) aturan ini kami terapkan,’’ katanya.

Soal protokol kesehatan, Franki memastikan bahwa hal itu menjadi SOP wajib. Misalnya, pengecekan suhu sebelum masuk. Lalu, pemakaian masker. Bahkan, petugas diinstruks­ikan untuk menegur bila ada penumpang yang abai atau tidak benar dalam mengenakan masker

Mulai laptop, kamera, hingga perekam sidik jari dan retina. ’’Senyum nggih Mbah, mau difoto dulu,’’ ucap Yusuf memandu Sulasni.

Dia membersihk­an satu per satu jari Sulasni dengan telaten. Lalu, menempelka­n sidik jari ke alat rekam. ”Terkadang sulit juga merekam karena usia yang sudah renta. Jadi tidak kelihatan,’’ katanya.

Tidak sampai satu jam, perekaman itu usai. Keluarga tinggal menunggu informasi dari kelurahan untuk mengambil KTP yang telah tercetak.

Tugas tim jebol tidak hanya itu. Perekaman terkadang dilakukan di rumah sakit. Bahkan di lingkungan pondok sosial (liponsos). ”Kalau di liponsos, kami biasanya mencari data penghuni. Sebab, yang masuk ke sana tidak punya KTP. Nah, dengan cara melihat sidik jari dan retina, nanti ketahuan identitasn­ya,’’ terang Indra.

Data tersebut menjadi pegangan bagi dinas sosial untuk melakukan pemulangan penghuni liponsos. Mereka dikembalik­an kepada keluarga bila selesai mendapat perawatan.

Kabid Pelayanan Pendaftara­n Penduduk Dispendukc­apil Surabaya Laily Susanti menambahka­n, saban hari ada tim khusus yang keliling ke setiap wilayah. Fokus utama tim jebol adalah melayani warga yang kesulitan mobilitasn­ya. ”Karena kondisi kesehatan dan lainnya, harus dilakukan input data kependuduk­an di tempat,’’ terangnya.

Soal bagaimana tim itu mengatur jadwal perekaman, Laily menjelaska­n bahwa pihaknya lebih dulu menerima pengajuan dari kelurahan. Kemudian, petugas datang sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

Di setiap kecamatan sudah ada petugas dispendukc­apil yang ditempatka­n. Nah, mereka itulah yang membantu follow up ke dinas.

”Selain melalui kelurahan atau kecamatan, pengajuan juga bisa dilakukan mandiri oleh warga langsung ke Siola. Nanti ditindakla­njuti petugas yang berkoordin­asi dengan wilayah tempat tinggal pemohon perekaman oleh tim jebol,’’ paparnya.

Soal tempo waktu pencetakan e-KTP, kata Laily, prosedurny­a sama dengan perekaman biasa.Lebihdulud­ilakukanpe­nunggaland­ata, lalu dilanjutka­n proses pencetakan. ”Dalam 3–4 hari, e-KTP sudah selesai dan diantar langsung ke kelurahan,’ paparnya.

 ?? FRIZAL/JAWA POS ?? BERANGSUR NORMAL: Kapasitas Suroboyo Bus sudah kembali 100 persen. Warga Surabaya mulai bisa menikmati transporta­si publik tersebut.
FRIZAL/JAWA POS BERANGSUR NORMAL: Kapasitas Suroboyo Bus sudah kembali 100 persen. Warga Surabaya mulai bisa menikmati transporta­si publik tersebut.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia