Jawa Pos

Rutin Cek Kesehatan

-

DESEMBER 2020, lembaga kesehatan dunia WHO merilis laporan terkait penyakit penyebab kematian terbanyak di dunia sejak 2000–2019. Penyakit jantung menduduki peringkat pertama dalam 20 tahun terakhir. Bahkan, angka kematian karena penyakit jantung terus naik setiap tahun.

WHO mencatat, sepanjang 2020, terdapat 17,1 juta kematian yang disebabkan penyakit kardiovask­ular atau penyakit jantung. Sementara itu, pada 2030, diprediksi akan ada 30 juta kematian akibat penyakit jantung.

Penyakit jantung pun ikut menyumbang besarnya angka kematian penderita Covid-19. Tim pakar Satgas Penanganan Covid-19 telah menganalis­is kematian pasien Covid-19 berdasar usia dan riwayat komorbid atau penyakit penyerta. Hasilnya, penderita komorbid penyakit jantung memiliki risiko kematian 9 kali lebih besar ketimbang mereka yang tidak memiliki penyakit jantung.

Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr Vito Anggarino Damay SpJP MKes

FIHA FICA FAsCC, masyarakat Indonesia sering kurang aware terhadap penyakit jantung. Penyakit jantung koroner tidak datang tiba-tiba. Biasanya sudah menunjukka­n tanda-tanda, tapi sering diabaikan penderitan­ya.

Menurut dr Vito, pemeriksaa­n jantung harus rutin dilakukan. Baik pada orang yang memiliki keluhan maupun yang merasa sehat. ’’Penting untuk terus cek apakah jantung dalam performa yang baik untuk bisa berolahrag­a dan beraktivit­as fisik,’’ tuturnya.

Di Indonesia, masyarakat cenderung enggan memeriksak­an masalah kesehatan karena takut didiagnosi­s memiliki penyakit tertentu. Akhirnya, mereka memilih untuk tidak tahu tentang penyakitny­a dan merasa baik-baik saja. ’’Padahal, kalau diperiksak­an dan tahu ada sakit kayak gangguan jantung itu lebih baik, karena dari awal kita bisa mencegah komplikasi lebih lanjut. Kalau nggak tahu, ada penyakit jantung bukan berarti penyakitny­a akan hilang,’’ ujarnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia