Ingatkan Pentingnya Independensi Timsel
JAKARTA
– Tahapan tes wawancara terhadap 48 bakal calon anggota KPUBawaslu RI periode 2022–2027 tuntas Jumat (31/12) lalu. Meski berlangsung lancar dan kondusif, koalisi masyarakat sipil memberikan catatan atas kinerja tim seleksi (timsel) tersebut.
Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Heroik Pratama mengatakan, kebijakan timsel menyiarkan secara umum proses tes wawancara sebagai hal positif. Namun, dari hasil pengamatan koalisi masyarakat sipil, ada sejumlah tindakan anggota timsel yang berpotensi mencederai upaya menghasilkan penyelenggara yang baik
Salah satunya adalah tindakan anggota timsel yang juga Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Bahtiar yang terindikasi menunjukkan dukungan kepada calon tertentu. Hal itu terlihat dari pujian Bahtiar kepada salah seorang calon yang selama ini dikenal dekat. ’’Jika memang pujian tersebut bagian dari strategi mendalami calon, seharusnya juga dilakukan secara merata kepada caloncalon yang lain,’’ ujarnya kemarin (2/1).
Di sisi lain, timsel juga terkesan menyudutkan beberapa calon. Misalnya dengan menyuruh calon untuk mengambil profesi lain dan sebagainya. ’’Apalagi, terdapat pernyataan dapat tidak mengucurkan dana pemilu. Padahal, pengucuran dana itu adalah amanah dari UU Pemilu,’’ tuturnya.
Sementara itu, Bahtiar membantah tudingan keberpihakan. Dia berdalih, setiap anggota timsel memiliki cara dan gaya masing-masing dalam menggali informasi, isi pikiran, sikap, dan pandangan setiap bakal calon.
Lagi pula, lanjut dia, timsel bekerja secara tim. Satu sama lain tidak bisa saling memengaruhi terhadap pilihan tertentu. ’’Kita ini objektif, setiap anggota timsel itu memiliki hak independensi, setiap anggota timsel itu independensinya sangat tinggi,’’ tegas Bahtiar.