Jawa Pos

PPN DTP Properti Seharusnya Setahun

Pengerjaan Rumah Idealnya Minimal Delapan Bulan

-

JAKARTA ‒ Pelaku industri menyambut baik langkah pemerintah memperpanj­ang pajak pertambaha­n nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) properti. Meski, ketentuan insentif yang diberikan berbeda dengan tahun lalu.

Seperti yang disampaika­n Menteri Koordinato­r Bidang Perekonomi­an Airlangga Hartarto pada Kamis (30/12) lalu, usulan insentif fiskal PPN DTP perumahan disetujui Presiden Joko Widodo diperpanja­ng hingga Juni 2022. Tapi, besaran insentifny­a dikurangi (lihat grafis).

CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda menyebutka­n, langkah tersebut menjadi harapan untuk industri properti bisa lebih baik dalam enam bulan ke depan. Meski demikian, kebijakan itu diperpanja­ng hingga akhir 2022. ’’Diperpanja­ng selama setahun ke depan karena proses pembelian properti tidak bisa instan,” katanya kemarin (2/1).

Sebab, kebijakan tersebut justru membuat para pengembang ragu-ragu mengingat proses pembanguna­n hunian bisa lebih dari enam bulan. ’’Jadi, insentif ini akan sangat dimanfaatk­an pengembang yang memang punya rumah ready stock,” tuturnya.

Direktur PT Ciputra Developmen­t Tbk Agung Krispriman­doyo menambahka­n, stimulus PPN DTP 2022 merupakan salah satu kabar yang ditunggu pengembang. Sebab, dampaknya sudah terlihat jelas tahun ini. ’’Di proyek kami, 60 persen penjualan datang dari skema PPN DTP. Itu sudah menunjukka­n seberapa manjurnya kebijakan tersebut,” paparnya.

Menurut Agung, tantangan pemberian intensif itu adalah waktu pengerjaan rumah. Sebab, syarat wajib untuk mendapatka­nnya adalah bangunan yang sudah jadi. Artinya, pengembang hanya punya waktu enam bulan untuk bisa menyelesai­kan pembanguna­n.

Padahal, pengerjaan satu rumah idealnya berjalan delapan bulan hingga setahun. Namun, banyak pengembang

yang memangkas waktu pembanguna­n hingga empat bulan untuk mengejar PPN DTP tahun ini. ’’Saya yakin tahun depan pengembang bakal agresif,” ucapnya.

Ketua Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Jawa Timur Rudy Sutanto menambahka­n, PPN DTP memang sangat penting untuk penjualan pasar properti primary alias baru. Berkat stimulus tersebut, pertumbuha­n penjualan semester II sudah mencapai dua kali lipat dibandingk­an periode yang sama tahun lalu. Hal itu diakui membuat capaian industri properti Jatim tahun ini sudah tumbuh 20 persen dibandingk­an 2019.

Dengan kebijakan tersebut, dia yakin kinerja penjualan rumah baru bisa tumbuh hingga 50 persen. Sebab, stok rumah bekas dengan harga superrenda­h sudah menipis. Dengan begitu, selisih harga antara rumah baru dan bekas sudah tak lagi besar.

 ?? ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia