Jawa Pos

Banjir Lahar Dingin Semeru Bikin Panik

Sejumlah Jembatan Terendam

-

LUMAJANG

– Warga yang tinggal di sekitaran kaki Gunung Semeru benarbenar tengah menghadapi ujian besar. Belum hilang ingatan akan dahsyatnya erupsi besar awal Desember lalu, kemarin mereka kembali dibuat panik.

Kali ini pemicunya bukan erupsi, tapi banjir lahar dingin yang begitu dahsyat. Saking besarnya, banjir yang melintasi aliran sungai di beberapa desa itu terpantau melebihi skala wajar alias over-skala.

Fenomena tersebut tidak lepas dari intensitas hujan yang terus meninggi kemarin siang. Kondisi itu tak hanya membuat debit lahar membesar, tapi juga memicu terjadinya secondary

explosion (ledakan sekunder) di aliran lahar Gunung Semeru.

Tak ayal, semua warga yang sedang berada di dekat aliran lahar mendadak panik. Apalagi, banjir tersebut datang tiba-tiba dan makin membesar. Membawa material pasir, kerikil, dan batu.

Endapan material vulkanis Gunung Semeru yang menumpuk tebal di beberapa titik terbawa dan mengeluark­an asap putih sampai hitam pekat. Hingga sore hari kemarin, kondisi itu semakin mengkhawat­irkan dan membahayak­an.

”Pada pagi (kemarin, Red) lumayan tenang. Tapi sorenya banjir semakin membesar. Sebagian tetangga ada yang keluar mengamanka­n diri. Soalnya kayak letusan kemarin, tiba-tiba keluar asap banyak sampai ke atas rumah,” kata Munif, warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo.

Sementara itu, berdasar informasi, pada pukul 10.50 alat pemantau getaran lahar di pos Gunung Sawur mendeteksi getaran lahar dingin mencapai amplitudo maksimal (amak) 30 milimeter (mm). Artinya, banjir lahar dingin terjadi cukup besar, beberapa menit berikutnya terus meningkat. Sempat menurun, lalu kembali naik hingga amak 40 mm lebih.

Akibatnya, banjir bandang itu melewati kawasan permukiman warga di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Pronojiwo. Situasi sama terjadi di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwulu­h, Kecamatan Candipuro. Bahkan, warga Sumberwulu­h sempat mengamanka­n diri.

Sebab, banjir tersebut dianggap sangat besar. Banjir juga melewati Desa Jugosari dan Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian. Sampai-sampai, Jembatan Limpas dan sejumlah jembatan lainnya tidak bisa digunakan karena terendam.

Kepala Bidang (Kabid) Rehabilita­si dan

Rekonstruk­si Badan Penanggula­ngan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang mengatakan, banjir tersebut melebihi batas kewajaran sebelumnya. Apalagi, sejak siang hingga sore hari, hujan terus turun mengguyur kawasan Lumajang. ”Getaran banjir ini overskala, amak 40 mm lebih,” katanya.

Dari informasi yang diperoleh, ada cukup banyak daerah yang terendam banjir lahar. Di antaranya, pos keluar jalan tambang di Morodadi, Bades, terkena banjir lahar, Jembatan Sumberlang­sep Jugosari, jembatan alternatif Gesang,” pungkasnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia