Pasang Target Investasi Rp 42 Triliun
Lima Sektor Unggulan Masih Jadi Incaran
SURABAYA – Api optimisme terus disulut pemkot di bidang investasi. Tahun ini modal yang masuk ke Surabaya dipatok jauh melesat. Targetnya mencapai Rp 42 triliun. Satu yang pasti, pandemi tak boleh menghalangi pertumbuhan ekonomi.
Tentu target investasi yang telah ditetapkan itu tidak asal. Sebelumnya, Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Surabaya sudah berhitung. Menakar peluang modal yang diprediksi bakal masuk.
Kabid Promosi DPMPTSP Surabaya Agus Setyoko menyampaikan, salah satu pendorongnya adalah level PPKM di Surabaya. Sejak pertengahan tahun lalu, metropolis sudah menerapkan PPKM level 1. Artinya, gerak ekonomi tak lagi dibatasi. ”Pemkot serius dalam penanganan Covid-19. Kasus bisa ditekan,” jelasnya.
Dengan kondisi tersebut, Agus optimistis pengusaha akan terus berdatangan. Modal yang masuk bertambah. Ditambah lagi, peluang investasi di Surabaya masih besar. Begitu pula, market yang ada sangat luas. ”Kami menargetkan investasi yang masuk bisa sampai Rp 42 triliun tahun ini. Kami optimistis hal itu bisa tercapai,” tegasnya.
Berkaca dari tahun sebelumnya, hingga akhir Desember 2021 investasi tercatat masuk ke Surabaya senilai Rp 27,8 triliun. Pemkot layak membusungkan dada. Pasalnya, meski dibayangi persebaran virus korona, laju investasi tetap naik signifikan.
Sama seperti tahun sebelumnya, ada lima sektor pendongkrak investasi. Terutama sektor properti. Misalnya, perumahan, kawasan industri, serta perkantoran. Tahun lalu belanja di sektor properti meningkat.
Posisi kedua diduduki sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi. Selanjutnya kesehatan. Bidang kesehatan diprediksi naik karena Surabaya telah didapuk sebagai kota wisata medis.
Disusul hotel dan restoran. Peluang investasi di bidang itu tetap terbuka lebar. Terlebih Surabaya dikenal sebagai kota MICE. Singakatan dari meeting, incentive, convention, dan exhibition. Yang terakhir adalah perdagangan dan reparasi.
Agus menyebut angka terbesar investasi tahun lalu masih didominasi penanaman modal dalam negeri (PMDN). Namun, pihaknya tidak menutup kemungkinan investasi asing bisa menyusul. Hal itu tidak terlepas dari upaya yang telah dilakukan DPMPTSP. ”Kami melakukan banyak pameran yang bisa dijangkau oleh investor asing. Tahun ini pun hal serupa akan terus kami gelar agar masyarakat luas, baik investor dalam negeri maupun asing, bisa lebih melek dengan potensi Surabaya,” terangnya.
Begitu juga dari sisi perizinan, Agus menjelaskan bahwa sekarang eranya serbamudah. Perizinan sudah difasilitasi full online sehingga lebih menghemat waktu dan terpantau. ”Kami sedang menyiapkan klinik investasi. Di tempat itu nanti kami membantu investor untuk lebih dalam mengenal potensi Surabaya,” ucapnya.