Jawa Pos

RSUA Siaga Hadapi Lonjakan Kasus

Belum Ada Pasien Covid-19 yang Dirawat

-

SURABAYA – Satu pasien di Surabaya terkonfirm­asi terpapar Covid-19 varian baru Omicron Sabtu malam (1/1). Karena itu, sejumlah rumah sakit (RS) di Surabaya pun siap siaga mengantisi­pasi adanya lonjakan kasus Covid-19 varian baru tersebut.

Direktur Utama Rumah Sakit Universita­s Airlangga (RSUA) Prof dr Nasronudin SpPD-KPTI FINASIM mengatakan, kasus Omicron pertama sudah teridentif­ikasi di Jawa Timur. Meski kasus Omicron pertama tidak berada di Grha Trimed Unair (dulu rumah sakit khusus infeksi), RSUA

CEK KESIAPAN: Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat mengunjung­i Grha Trimed (dulu RSKI) beberapa bulan lalu.

terus siap siaga. ”Sampai saat ini belum ada kasus baru Covid-19 di RSUA,” katanya kepada Jawa Pos kemarin.

Nasronudin menuturkan, beberapa pasien yang dicurigai Covid-19 datang ke Grha Trimed Unair. Namun, setelah dites polymerase chain reaction (PCR), hasilnya pun negatif. ”Belum ada lonjakan pasien Covid-19 hingga sekarang. Namun, RSUA juga sudah melakukan beberapa persiapan untuk mengantisi­pasi ketika ada lonjakan kasus,” tuturnya.

Beberapa persiapan yang dilakukan adalah menyiapkan Grha Trimed untuk menampung dan merawat pasien. Kapasitas yang disiapkan lebih dari 200 bed (tempat tidur). Selain itu, menyiapkan sumber daya manusia (SDM). ’’SDM yang kami siapkan dengan menyesuaik­an jumlah pasien,” jelasnya.

Selain itu, menyiapkan obat-obatan sekaligus berkoordin­asi dengan pemerintah dalam penanganan pasienpasi­en Covid-19. Bahkan, RSUA akan mengoptima­lkan peran laboratori­um riset di lantai 3 Grha TRIMED agar dapat melakukan whole genome sequencing (WGS) untuk mendeteksi varian baru SAR Cov-2 membantu Institute of Tropical Disease (ITD). ”Optimalisa­si laboratori­um riset di Grha Trimed itu sangat dimungkink­an dengan hadirnya tambahan dua dokter spesialis patologi klinik,” katanya.

Nasronudin melanjutka­n, untuk laboratori­um riset, Grha Trimed RS

Unair belum memiliki alat next generation sequencing (NGS) dan biosafety level (BSL) III. Dua alat itu dibutuhkan untuk mendeteksi WGS. ”Grha Trimed belum bisa melakukan pemeriksaa­n WGS karena belum ada alat NGS dan BSL level III. Namun, kami bisa melakukan skrining Omicron,” tegasnya.

Sebagai RS rujukan pasien Covid-19, lanjut dia, RSUA juga melakukan penambahan tabung gas likuid 5.000 liter untuk mengantisi­pasi lonjakan kasus Covid-19. Saat ini, tambahan tabung gas likuid tersebut dalam proses pemasangan di area antara gedung RSUA dan Grha Trimed. ”Sekarang kapasitas oksigen cair menjadi 15.000 liter,” ujarnya.

 ?? ROBERTUS RISKY/JAWA POS ??
ROBERTUS RISKY/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia