Pembelian Alat Kedokteran RSUD Krian Tuntas Maret
Pembangunan Kurang 2 Persen
SIDOARJO – Pembangunan RSUD Krian di wilayah barat Sidoarjo berjalan hingga kemarin (2/1). Pengerjaan tinggal sentuhan terakhir di beberapa bagian. Jika pembangunan benar-benar tuntas dan gedung diserahterimakan, alat kedokteran (alked) yang sudah terbeli dan tersimpan di gudang Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo di kawasan Lingkar Timur bisa segera dipasang dan digunakan.
”Tahun ini pembelian dan pengadaan alked harus tuntas pada Maret,” ujar Kepala Dinkes Sidoarjo drg Syaf Satriawarman SpPros.
Pengadaan alked menggunakan anggaran tahun ini Rp 28 miliar. Selain penyediaan alked dan sarana-prasarana, hal penting yang segera disiapkan adalah sumber daya manusia (SDM) dengan status nonaparatur sipil negara (ASN). Formasi dan kebutuhan tenaga di rumah sakit tersebut dibahas hari ini. Mulai tenaga dokter yang belum terisi hingga petugas kebersihan. Juga pengemudi ambulans sampai tenaga keamanan. ”Jika sudah ada formasi kebutuhan, nanti
SEDIKIT LAGI: Pembangunan RSUD Sidoarjo Barat di Kelurahan Tambak Kemerakan, Kecamatan Krian, hampir tuntas kemarin.
kami umumkan. Perekrutan dapat mulai berjalan,” tutur Syaf.
Saat ini tim medis yang berstatus ASN sudah melalui tahap seleksi. Mereka yang dinyatakan lolos telah siap untuk mulai bekerja melayani warga di rumah sakit baru tersebut.
Sementara itu, pembangunan fisik RSUD
Krian belum tuntas 100 persen. Progres pembangunannya kurang 2 persen lagi. Terutama pekerjaan finishing di lantai 4 gedung utama.
Kabag Pembangunan Setda Pemkab Sidoarjo Dwi Eko mengungkapkan, ada pemasangan lift yang masih diproses dan beberapa pengerjaan lantai di lantai 4.
”Perbaikan atap, sebagian kecil pengecatan, dan pembersihan lokasi,” paparnya.
Kepala Bidang Tata Bangunan dan Perumahan Dinas Perumahan, Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DP2CKTR) Yanuar Santosa menuturkan bahwa sisa pengerjaan tidak butuh waktu terlalu lama. Hanya hitungan hari. Satu sampai dua hari ke depan pengerjaan sudah selesai. Sebab, pekerjaan besar sudah rampung dilakukan.
”Pengerjaannya dikebut karena ada denda keterlambatan yang harus dibayar. Terlambat per hari didenda sekitar Rp 124 juta,” jelasnya.
Terkait dengan molornya waktu pengerjaan proyek tersebut, Wakil Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Sidoarjo Anang Siswandoko meminta pemkab melakukan evaluasi agar tidak ada lagi keterlambatan. Salah satu sarannya, proses lelang dipercepat. Apalagi, lelang memakan waktu. Tidak cukup sebulan sampai dua bulan. ”Kalau lelang dipercepat, waktu pengerjaan bisa lebih lama,” ungkapnya.
Sebagai contoh, pada 2021 pembangunan RSUD Krian baru dimulai Juli. Padahal, banyak pengerjaan fisik yang harus diselesaikan.