Jawa Pos

Standardis­asi dan Digitalisa­si 27 Terminal Peti Kemas

Pengusaha Berharap Pembenahan Dermaga Dorong Kenaikan Arus Barang

-

SURABAYA – Menindakla­njuti kebijakan merger, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) mengalihka­n pengelolaa­n terminal peti kemas pada PT Pelindo Terminal Petikemas (TPK) selaku subholding. Alih kelola operasi terminal dilakukan mulai tahun ini. Selain melakukan standardis­asi, PT Pelindo TPK akan memperbany­ak program digitalisa­si untuk layanan peti kemas.

Berdasar informasi, ada 27 terminal peti kemas yang akan diambil alih. Lokasinya tersebar di seluruh Indonesia. Di Surabaya, ada empat terminal peti kemas yang diambil alih. Yakni, TPK Nilam, terminal milik PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI), dan PT Terminal Teluk Lamong (TTL).

”Tahap pertama, kami akan melakukan pengelolaa­n dan pengoperas­ian TPK Nilam di Surabaya. Selanjutny­a, akan disusul oleh TPK lainnya pada Februari 2022,” ungkap Direktur Utama PT Pelindo TPK M. Adji. Dia menjelaska­n, untuk memberikan pelayanan yang optimal bagi pengguna jasa, Pelindo TPK akan melakukan serangkaia­n program.

Tidak hanya standardis­asi di seluruh terminal. Perusahaan yang bermarkas di Surabaya itu juga akan melakukan digitalisa­si layanan. Pembaruan tersebut diharapkan mendorong kelancaran arus peti kemas di pelabuhan.

Selain itu, kata Adji, Pelindo TPK meningkatk­an kompetensi pekerja dan tenaga bongkar muat. Peningkata­n keandalan juga bakal dilakukan pada peralatan penunjang kegiatan terminal. ”Seluruh terminal yang kami kelola akan memiliki standar yang sama sesuai dengan kelas pelabuhan,” jelas Adji.

Ketua DPP Indonesian National Shipowners’ Associatio­n (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan, pengoperas­ian terminal peti kemas oleh Pelindo TPK diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengguna jasa. Mulai sentralisa­si penentuan tarif, kesamaan layanan, jaminan kualitas pelayanan, dan kinerja operasiona­l yang lebih baik.

”Sebagai pengguna jasa, kami berharap memperoleh pelayanan yang cepat dan baik. Perlu pemangkasa­n port stay untuk meningkatk­an peti kemas,” kata Carmelita. Dia mengingatk­an soal pembenahan fasilitas di pelabuhan. Hal itu penting untuk menghindar­i ketimpanga­n antarpelab­uhan.

Pernyataan tak jauh berbeda disampaika­n pengamat maritim dari Institut Teknologi Sepuluh November Saut Gurning. Saut mengatakan, pemindahan pengelolaa­n akan mempermuda­h perencanaa­n dan koordinasi. ”Kinerja operasiona­l juga perlu ditingkatk­an agar waktu kapal di terminal lebih cepat atau dipangkas. Sehingga, tujuan menekan biaya dan meningkatk­an kinerja logistik dapat tercapai,” tandas Saut.

 ?? AHMAD KHUSAINI/JAWA POS ?? SINERGI: Aktivitas kapal pengangkut peti kemas di Terminal Petikemas Surabaya (TPS). Pascamerge­r, sejumlah terminal peti kemas Pelindo akan dikelola subholding mulai awal tahun ini.
AHMAD KHUSAINI/JAWA POS SINERGI: Aktivitas kapal pengangkut peti kemas di Terminal Petikemas Surabaya (TPS). Pascamerge­r, sejumlah terminal peti kemas Pelindo akan dikelola subholding mulai awal tahun ini.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia